Kamis 05 Nov 2015 15:28 WIB

Walhi: Jakarta Belum Mampu Kelola Sampah Sendiri

Rep: c26/ Red: Bilal Ramadhan
 Suasana aktivitas di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar gebang, Kota Bekasi, Rabu (4/11).  (Republika/Yasin Habibi)
Suasana aktivitas di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar gebang, Kota Bekasi, Rabu (4/11). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Walhi Jakarta Puput TD Putra menilai Pemprov DKI Jakarta belum siap mengambil alih pengelolaan sampah di Bantargebang. Pasalnya masih belum maksimalnya kinerja dinas terkait dalam proses pengangkutan sampah.

"Dari pihak DKI sendiri belum siap mengambil alih untuk saat ini. Terbukti dengan ada TPS di beberapa titik di Jakarta seperti di sunter dan faktanya pengolahan itu belum mampu menangani pengolahan sampah di Jakarta," katanya kepada Republika, Kamis (5/11).

Ia menyebutkan banyaknya permasalahan yang juga dilakukan Pemprov DKI. Misalnya pengangkutan yang tidak maksimal sehingga banyak sampah menumpuk. Selain itu truk sampah yang tidak layak menyebabkan bau menyengat dan air licit berhamburan.

Ia belum yakin Pemprov mampu mengelola Bantargebang sendiri. Apalagi sekaligus mengolah menjadi banyak kebutuhan energi baru. Menurutnya, perlu ada penyelesaian secara baik-baik antara Pemprov DKI dengan pengelola Bantargebang.

Ia menilai perlu diberikan waktu untuk PT Godang Tua Jaya menjalankan kesepakatan yang selama ini belum direalisasikan seperti pembangunan infrastruktur dan pengolahan daur ulang sampah. Bagi Pemprov DKI, ujarnya yang terpenting adalah mengedukasi masyarakat untuk sama-sama menangani sampah mulai dari lingkungan terbawah. Karena persoalan sampah tidka bisa hanya diselesaikan pemerintah saja.

Esensi edukasi, ujarnya mencakup aspek pemilahan sampah sesuai klasifikasi B3, organik, non-organik dan daur ulang demi terwujudnya lingkungan yang indah, asri dan berkelanjutan. Dengan demikian "Green Community" dapat dikembangkan disetiap lingkungan dimana masyarakat bermukim, bekerja atau dimanapun berada.

Ia menambahkan jika masalah tersebut tidak segera terselesaikan antara para pihak Jakarta dan Bekasi serta PT Godang Tua Jaya maka Jakarta berpotensi darurat sampa yang membahayakan. Tumpukan sampah membelenggu Jakarta karena tidak bisa diangkut dan diolah.

"DKI di Bantargebang dalam pantauan kami kondisi Jakarta akan mengalami darurat sampah dan carut marut dalam pengolahannya," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement