Kamis 05 Nov 2015 07:35 WIB

Teknologi Pracetak Bantu Persingkat Waktu Pembangunan Rusun

Rep: Sonia Fitri/ Red: Winda Destiana Putri
Rumah Susun
Rumah Susun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) melalui Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan siap mempercepat pembangunan rumah susun dengan penggunaan teknologi pra cetak.

Teknologi tersebut mampu membantu pemerintah memuluskan program sejuta rumah rakyat dengan model rumah vertikal.

"Oleh karena itu para pengembang perumahan dan distributor pra cetak diharapkan dapat mengaplikasikan teknologi pra cetak, bukan hanya di rumah susun, tapi juga di rumah tapak," kata Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Syarif Burhanuddin dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Kamis (5/11).

Masalah penyediaan rusun merupakan prospek yang baik untuk industri pracetak. Sebab dalam RPJMN 2015-2016 diamanatkan pembangunan Rusun sebanyak 550 ribu unit. Sedangkan per tahun pemerintah hanya bisa membangun 220 tower atau sekitar 20 ribu unit saja. Atau selama lima tahun hanya mampu membangun 100 ribu unit.

Syarif menyebut, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) kebutuhan rumah di Indonesia terus mengalami peningkatan. Pada 2015 diperkirakan kebutuhannya mencapai angka 13,5 juta unit. Kebutuhan rumah masyarakat mencapai angka 800 ribu unit per tahun. Namun kemampuan pemerintah, pengembang dan masyarakat berkisar pada angka 400 ribu unit saja.

Adanya gap yang besar antara jumlah kebutuhan dan ketersediaan rumah, kata dia, menjadi hal yang tidak bisa dianggap remeh. Rumah merupakan bagian dari kebuuhan pokok di samping sandang dan pangan. Percepatan penyediaan perumahan dengan Program Sejuta Rumah pun dilakukan dengan sejumlah teknologi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement