Rabu 04 Nov 2015 10:27 WIB

6.000 Penumpang Menumpuk di Bandara Ngurah Rai

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Nur Aini
Bandara Ngurah Rai di Bali.
Foto: Antara
Bandara Ngurah Rai di Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Suasana ramai tampak di Bandara Ngurah Rai, Bali pasca-penutupan bandara menyusul adanya erupsi Gunung Barujari, Lombok, NTB. Pengelola bandara mendata ada setidaknya 6.000 penumpang menumpuk di terminal keberangkatan.

"Calon penumpang untuk rute internasional mencapai 4.000 penumpang, sementara sisanya adalah calon penumpang domestik," kata Co General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai, I Gusti Ngurah Ardita, Rabu (4/11).

Jeremy, calon penumpang asal Australia mengatakan ia sudah berada di bandara sejak Selasa (3/11) malam dan berencana terbang dengan pesawat Jetstar ke Melbourne Rabu dini hari. Namun, penutupan bandara membuatnya harus menjadwal ulang kepulangannya.

"Stres juga. Penundaan penerbangan ini membuatku harus memperpanjang waktu di sini, mungkin bisa jadi tiga hari jika tak kunjung ada penerbangan pengganti," katanya.

Warga lain, Tari Wulandari mengaku sedang menunggu kedatangan kakaknya yang dijadwalkan sampai dari Perth pagi ini. Tari mengaku dia baru saja mengetahui informasi perpanjangan penutupan bandara dari berita di salah satu media online.

"Harapannya ada penerbangan pengganti besok pagi. Semoga cuacanya bagus," ujarnya. 

Penutupan Bandara Ngurah Rai diperpanjang setelah pemantauan satelit dan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyusul erupsi Gunung Barujari di Lombok, NTB. Ribuan penumpang menumpuk di kafe-kafe di lingkungan bandara, sebagian memilih beristirahat lesehan di beberapa titik, juga menunggu informasi di pusat informasi yang disiapkan otoritas bandara. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement