Selasa 03 Nov 2015 17:42 WIB

PKS Tegaskan Sebagai Oposisi Loyal

Rep: Agus Raharjo/ Red: Angga Indrawan
  Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Sohibul Iman.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Sohibul Iman.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar musyawarah kerja nasional (mukernas) IV di hotel Bumi Wiyata, Depok. Presiden PKS, Sohibul Iman dalam pidatonya menegaskan, posisi PKS dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan oposisi loyal.

“Posisi kami adalah sebagai oposisi loyal,” kata Sohibul dalam pidatonya, Selasa (3/11).

Menurut Sohibul, meskipun PKS tidak masuk di pemerintahan, tapi posisi mereka tetap loyal mendukung kepentingan bangsa dan negara. PKS juga yakin pemerintahan Jokowi saat ini dijalankan dengan tujuan yang sama. Jadi, posisi pemerintah dan PKS sama. Artinya, berada di dalam atau di luar pemerintahan, sama-sama untuk kepentingan bangsa dan negara.

Dengan posisi ini, kata Sohibul, pemerintah seharusnya tidak takut mendapat kritik. Sebab, kritik yang disampaikan ke pemerintah ini tetap dalam kaitan untuk kepentingan bangsa dan negara. Bukan untuk menjatuhkan pemerintah.

Menurut Sohibul, dengan menganut sistem presidensial, menjatuhkan presiden bukan perkara gampang. Ada syarat dan jalan panjang agar dapat menjatuhkan seorang presiden yang menganut sistem waktu 5 tahun. Anggota komisi X DPR RI ini menambahkan, seharusnya kritik dianggap sebagai sebuah vitamin untuk tubuh. Sifat vitamin akan cepat diserap tubuh jika tubuh memerlukan, tapi kalau vitamin yang diberikan berlebih (over dosis) maka akan dibuang dengan sendirinya, tanpa menyebabkan sakit di tubuh.

“Kami di KMP dan PKS sendiri, setahun perjalanan Jokowi-JK memberikan kritik dan saran pada pemerintah supaya kedepan kita bernegara lebih baik lagi,” kata dia. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement