Ahad 01 Nov 2015 08:34 WIB

Banyak Polisi Bunuh Diri, Kapolri Diminta Terjunkan Psikolog

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane.

REPUBLIKA.CO.ID,‎ JAKARTA -- Kapolri Jenderal Badrodin Haiti diminta tak tinggal diam melihat maraknya kasus polisi yang bunuh diri. Sebagai pemimpin tertinggi di korps berseragam cokelat ini, sudah sepatutnya Kapolri mengambil langkah kongkret guna mengatasi persoalan serius ini.

"Kapolri diharapkan segera menurunkan tim psikolog. Kasus bunuh diri anggota Polri sangat pribadi dan terkait psikologis seseorang," kata Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW), Neta S Pane, Ahad (1/11).

Kapolri juga harus memerintahkan para kepala kepolisian daerah (kapolda), kapolres, bahkan kapolsek untuk membuka hati dan mendengar persoalan-persoalan yang dialami anggotanya di lapangan agar kasus polisi bunuh diri bisa dihindari. Menjadi tugas mulia bagi seorang pemimpin untuk siap mendengar keluhan anggotanya.

Bahkan, jika perlu seorang kapolda atau kapolres bahkan kapolsek untuk blusukan ke anggotanya. "Tengok, sapa, bahkan akrablah dengan anak buah, jika perlu mengetahui persoalan yang dihadapi anggota. Buang jauh-jauh sikap tidak peduli atau tidak mau tahu urusan anak buah di lapangan," jelas Neta.

Sebagai langkah antisipatif, Polri perlu mengetatkan pemakaian senjata api dan kembali melakukan serangkaian tes bagi anggotanya. Hal ini perlu untuk mengecek kembali kondisi mental anggota Polri ketika mereka memiliki senjata api. Langkah lainnya adalah Polri harus membenahi pola perekrutan anggota sejak awal.

Proses seleksi rekrutmen masuk anggota kepolisian harus benar-benar propesional. "Setiap anggota polisi ketika bergabung dalam Polri sudah harus tuntas dalam hal urusan mental, psikologi, dan moral, sehingga tidak mudah frustrasi dalam persoalan remeh-temeh," kata Neta.

IPW sangat prihatian dengan kasus polisi yang bunuh diri. Yang sangat mengejutkan adalah penyebab kejadiannya berlatar belakang persoalan pribadi. Dalam lima bulan pertama di 2015 misalnya, ada tiga polisi bunuh diri.

Ada Brigadir Wahyudi menembak kepalanya sendiri di rumah kekasihnya di Kalideres, Jakarta Barat pada 16 Mei 2015, setelah bertengkar dengan pacarnya. Sepanjang 2015 hingga Oktober, sudah terjadi enam kasus polisi bunuh diri, dua di antaranya bunuh diri di rumah pacarnya di Jakarta.

Yang baru saja terjadi, kasus bunuh diri oleh Kanit Lantas Polsek Cipondoh, Iptu Budi Riyono di rumah wanita idaman lain (WIL)nya berinisial H di Perumahan Griya Kenangan, Cipondoh, Tangerang, Banten pada Sabtu (31/10). "Ini jelas persoalan serius," ujarnya.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement