Jumat 30 Oct 2015 02:32 WIB

Meski Batal Proyek Kereta Cepat, Jepang Tetap Jalin Kerja Sama dengan Indonesia

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Julkifli Marbun
Din Syamsuddin (kiri)
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Din Syamsuddin (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Mantan Ketum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin bertemu dua tokoh Jepang, masing-masing Mantan PM Yoshihiko Noda dan Yutaka Iimura, Utusan Khusus PM Jepang utk Asia Tenggara.

Dalam diskusi dengan Utusan Khusus PM Jepang tersebut, Din menangkap rona kekecewaan Jepang atas "pembatalan" rencana proyek KA cepat Jakarta-Bandung.

"Namun disepakati bahwa hubungan bilateral kedua bangsa yg sdh berlangsung lama terlalu mahal utk dikorbankan hanya karena satu proyek," ucap Din dalam keterangan pers kepada Republika.co.id pada Kamis (29/10).

Apalagi, lanjut dia, mengingat Jepang adalah negara investor terbesar di Indonesia. Kedua tokoh sependapat bahwa hubungan Jepang-Indonesua adakah kerja sama vital dan strategis dalam mengarahkan kebangkitan Asia Timur menjadi kawasan pertumbuhan masa depan dgn kesejahteraan dan keadilan bagi bangsa serta penghuninya.

Din Syamsuddin berada di Jepang utk kunjungan delapan hari atas undangan Sasakawa Peace Foundation, sebuah lembaga di bawah naungan Nippon Foundation yang berpengaruh di Jepang.  Sasakawa Peace Foundation sejak tahun lalu mengundang seorang tokoh Asia sebagai tamu kehormatan dalam Program Opinion Leaders of Asia.

Selama berada di Jepang, Din diagendakan berkunjung ke Tokyo, Hiroshima, Kyoto, dan Kobe. Dengan adanya kunjungan ini, ia berharap kerja sama pendidikan dan perdagangan yang telah terjalin selama ini dapat lebih ditingkatkan.

Selain bertemu dengan para pejabat tinggi Jepang, Din juga bertemu dengan sejumlah akademisi, agamawan, dan pengusaha Jepang, dan para hari terakhir berdialog dengan seratusan tokoh Jepang dari berbagai kalangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement