Kamis 29 Oct 2015 15:03 WIB

Kronologi Ledakan Bom di Mal Alam Sutera Menurut Korban

Rep: c21/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas Polisi dari Polda Metro Jaya melakukan olah TKP penyebab ledakan di kantin Mal Alam Sutera, Tangerang, Banten, Rabu (28/10).
Foto: Antara/Lucky R
Petugas Polisi dari Polda Metro Jaya melakukan olah TKP penyebab ledakan di kantin Mal Alam Sutera, Tangerang, Banten, Rabu (28/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu korban ledakan di kantin Alam Sutera, Kota Tangerang, Banten, berinisial Johanes Hari TJ, tidak mengalami luka. Padahal saat bom meledak, dirinya sedang berada empat meter di lokasi ledakan.

"Saya lagi di dalam toilet, sedang buang air kecil," ujar Johanes yang sudah berani makan di kantin, Kamis (29/10).

Menurut Johanes, bom meledak pada pukul 12.05. WIB. Bom meledak sangat keras hingga membuat telinga kiri korban tidak mendengar selama semenit. Kronologi menurut Johanes, saat itu dirinya hendak membuang hajat kecil.

Dia memilih tidak membuang hajat kecil di kamar mandi, namun di closet diri. Dia yang hendak kencing, tiba-tiba mendengar suara ledakan. Awalnya dia mengaku bingung, namun akhirnya sadar jika sebuah bom meledak.

Kaki Johanes sempat terkena pecahan barang yang hancur. Dia tidak mengalami luka, dan hanya nyeri di kaki. Namun sial korban berinisial P (24), yang berada di dalam kamar mandi. Dia terluka pada bagian kaki, namun masih sempat lari menyelamatkan diri sendiri.

Kemudian tak beberapa saat dia dibantu tiga orang rekannya. Johanes melihat akibat ledakan hanya tong sampah saja yang hancur. Terkesan tidak fatal karena tembok bangunan tidak mengalami kehancuran.

Dia menuturkan sebelum masuk ke toilet, di dalam terlihat empat orang. Namun ketika hendak buang air, hanya terdapat dia dan si korban berinisial P (24). "Saya tidak melihat ada sesuatu yang mencurigakan," terang dia.

Rasa trauma masih hinggap di kepala Johanes, meskipun dirinya sudah berani datang di kantin. Antara bom pada 9 Juli, dengan yang sekarang, dia rasakan lebih berdampak padanya yaitu bom yang saat ini. "Karena saya ada di lokasi, kalau dulu dia tidak di Mal," jelas dia. "Habis kejadian langsung kembali ke kantor dan gak jadi makan di sini," tambahnya.

Adapun saran dia, pengamanan Mal perlu di evaluasi, dari jumlah petugas hingga pengamanan. Beberapa titik masih terlihat tidak dijaga ketat. Seperti di mushola dan pintu masuk. Selama ini, tidak pernah terjadi kejadian yang lebih menakutkan dari ini.

"Saya tidak kenal dengan pelaku. Saya hanya kenal dengan penjaga kantin borneo yang menjadi korban," ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement