Kamis 29 Oct 2015 10:47 WIB

Mensos Ajak Warga Palembang Manfaatkan Penjernih Udara

Rep: Antara/ Red: Andi Nur Aminah
Rumah Singgah Dampak Kabut Asap di Palembang, Sumatra Selatan.     (Republika/Maspril Aries)
Foto: Republika/ Maspril Aries
Rumah Singgah Dampak Kabut Asap di Palembang, Sumatra Selatan. (Republika/Maspril Aries)

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengajak warga yang terganggu kesehatannya akibat asap supaya memanfaatkan fasilitas penjernih udara di rumah singgah yang disediakan pemerintah.

"Jika ada yang merasa sesak napas, mual-mual dan pusing segeralah ke rumah singgah yang sudah dilengkapi dengan AC atau 'air purifier' (penjernih udara)," kata Khofifah di Palembang, Kamis (28/10).

Ruang publik di Palembang yang memiliki ruangan dengan udara sehat, dia mengatakan, telah disediakan di beberapa titik. Seperti di Asrama Haji Sumatra Selatan dan Panti Sosial Bina Daksa Budi Perkasa.

Sementara khusus untuk balita, rumah singgah Koalisi Masyarakat Peduli Balita Korban Asap berada di dekat Jakabaring Sport Center. Untuk itu, diharapkan masyarakat dapat segera memanfaatkan fasilitas umum itu apabila mereka mengalami gangguan kesehatan akibat asap.

Khofifah mengatakan di lokasi-lokasi tersebut memiliki fasilitas layak untuk para korban asap kebakaran hutan dan lahan. Secara umum, rumah singgah memiliki alat penyaring udara, ruang khusus balita, tempat bermain anak, matras, kasur, dapur umum, perlengkapan dan tenaga medis serta fasilitas penting lainnya.

Menurut Mensos, penanganan korban asap sejatinya lebih mudah daripada bencana alam atau sosial lainnya. Salah satu alasannya, unsur manusia dan peralatan dapat dimobilisasi dengan mudah.

"Masyarakat dapat datang kapan saja ke rumah singgah atau tempat evakuasi kapan saja. Misalnya mereka datang ke rumah singgah mendapatkan udara segar sekitar dua jam, setelah merasa lebih enak dan sehat bisa pulang ke rumah. Berbeda dengan korban bencana alam yang benar-benar harus tinggal di lokasi evakuasi dalam waktu yang lama," kata dia.

Salah satu kendala dalam evakuasi korban asap ke rumah singgah selama ini, lanjut dia, adalah kurangnya publikasi. Dengan begitu, informasi soal keberadaan dan manfaat rumah singgah belum diketahui secara luas oleh masyarakat.

Ujungnya adalah masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan karena asap belum dapat mengakses fasilitas darurat yang telah disiapkan pemerintah tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement