Rabu 28 Oct 2015 17:03 WIB

Pratikno: Masalah Kemanusiaan, Alasan Presiden Pulang Cepat dari AS

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Sekretariat Negara, Pratikno memberikan pemaparan pada diskusi yang bertemakan
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Menteri Sekretariat Negara, Pratikno memberikan pemaparan pada diskusi yang bertemakan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo memutuskan untuk pulang lebih awal ke Tanah Air usai dari lawatannya ke Amerika Serikat.

Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengatakan, permasalahan kesehatan dan pendidikan yang dihadapi warga di lokasi bencana asap membuat Presiden ingin cepat kembali ke Indonesia.

"Ini permasalah kemanusiaan yang harus mendapatkan perhatian lebih serius. Jadi Presiden juga tidak jengak di Amerika," ucap Pratikno saat ditemui usai menghadiri acara Temu Inovasi Administrasi Negara di gedung Diklat Lembaga Administrasi Negara, Pejompongan, Jakarta Pusat, Rabu (28/10).

Oleh karena itu, sambung Mensesneg, setelah urusan kenegaraan di Washington DC selesai, Presiden memutuskan untuk segera pulang.

Adapun agenda yang dijadwalkan dihadiri Jokowi di Pantai Barat Amerika, dilimpahkan pada menteri-menteri terkait yang mendampingi Presiden selama di Amerika.

"Karena di Pantai Barat kaitannya lebih banyak kerjasama antar bisnis jadi dilimpahkan padi menteri," kata mantan rektor UGM tersebut.

Dari Amerika Serikat, Presiden Jokowi rencananya akan langsung mendarat di Palembang dan berkantor di sana untuk sementara waktu.

Berbicara terpisah, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, ada kemungkinan Presiden juga akan meninjau lokasi bencana asap di Kalimantan.

"Mengenai waktunya tentunya sangat bergantung pada perkembangan yang ada," kata Pramono di kantornya.

Sebelumnya, kepergian Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat mendapat tanggapan negatif dari berbagai pihak. Selain karena masalah kabut asap akibat kebakaran hutan yang semakin parah, belum rampungnya pembahasan RAPBN 2016 di DPR juga menjadi sorotan. Wakil Ketua DPR Fadli Zon bahkan sempat menyindir jika presiden tak serius bahas RAPBN 2016.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement