Ahad 25 Oct 2015 11:01 WIB

Dugaan Kekerasan Oknum Polisi Terhadap Tarmuzi Hingga Meninggal Dikecam

Garis polisi.   (ilustrasi)
Foto:
Gajah mati diracun di Desa Blang Tualang, Kecamatan Birem Bayeun, Kabupaten Aceh Timur.

Akibat kecelakaan tersebut, ujar Kapolda, Tarmuzi mengalami muntah-muntah yang kemungkinan gegar otak. Kemudian, pihak kepolisian setempat membawa Tarmuzi dan saudaranya ke polsek setempat. Namun karena tidak ada rumah sakit di daerah itu, Tarmuzi yang masih dalam kondisi sadar diberi pertolongan oleh bidan, untuk kemudian dirujuk ke RSU di Liwa.

Hingga dua hari tidak ada keluarga Tarmuzi yang dapat dihubungi, sehingga akhirnya dia dirujuk ke RSUD Abdul Moeloek (RSUDAM) di Bandar Lampung. Menurut dia, bila kasus kematian gajah Yongki ini pelakunya tidak tertangkap maka akan ada banyak lagi kasus-kasus serupa dan bakal semakin banyak gajah yang akan mati.

"Tarmuzi ini diindikasikan terkait dalam jaringan penjualan gading gajah yang menyebabkan kematian satwa-satwa dilindungi tersebut," kata dia.

Kapolda menyatakan, Tarmuzi dan saudaranya itu (Suparto) sudah dikejar polisi hingga ke Bengkulu.

Terkait sejumlah bukti milik Tarmuzi, seperti peralatan setrum dan peluru-peluru senjata yang diindikasikan menjadi alat pembunuhan gajah untuk diambil gadingnya, telah ditemukan oleh polisi.

"Dia ini pasti punya jaringan-jaringan lain yang terlibat dalam pembunuhan gajah, hingga jaringan lain di Bengkulu atau wilayah lain," kata Kapolda.

Jaringan-jaringan ini, katanya lagi, harus ditangkap karena kalau tidak, akan banyak gajah-gajah yang mati lagi. Tomi Samantha, kuasa hukum Tarmuzi mengatakan menyatakan sudah melaporkan kepada Propam Polda Lampung terkait dugaan penganiayaan terhadap Tarmuzi saat ditangkap aparat Polsek Biha.

Berdasarkan pengakuan Suparto, rekan yang satu sepeda motor dengan Tarmuzi, saat dibawa ke polsek dia diborgol oleh polisi. Pihaknya akan menunggu hasil visum terkait kemungkinan adanya tindak kekerasan yang menyebabkan kliennya meninggal dunia.

Yongki, gajah jantan jinak andalan pelerai konflik antara gajah liar dan penduduk setempat, ditemukan mati pada Jumat 18 September 2015. Setidaknya sudah 20-an saksi diperiksa dalam kasus kematian gajah ini. Namun hingga kini pihak kepolisian belum merilis tersangka dalam kasus kematian gajah Yongki ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement