REPUBLIKA.CO.ID, PEMATANG SIANTAR -- Pemerintah Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, meliburkan proses belajar mengajar tingkat PAUD, TK dan SD selama tiga hari akibat semakin pekat kabut asap di daerah ini.
"Terhitung mulai Senin depan (26/10)," sebut Pj Walikota Pematangsiantar Eddy Sofian Purba usai membagikan 4.000 masker di kantor PMI Pematangsiantar, Sabtu.
Eddy menjelaskan, meliburkan sekolah hanya sampai tingkat dasar dan usia dini itu karena mempertimbangkan daya tahan pelajar tingkat menengah lebih kuat menghadapi kondisi cuaca yang tercemar akibat kabut asap.
Menurut Eddy, kondisi pencemaran udara di Pematangsiantar dalam beberapa hari semakin parah membuat anak-anak rentan terserang infeksi saluran pernafasan.
Eddy mengimbau sekolah yang masih melaksanakan ujian untuk menunda pelaksanaannya sampai sekolah kembali melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Eddy juga mengimbau warga Kota Pematangsiantar untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan selalu menggunakan masker serta tidak membakar sampah.
Saat ini Pemkot sedang menunggu kedatangan alat pengukur pecemaran udara milik Pemprov guna mengukur tingkat pencemaran udara di Kota Pematangsiantar.
Legislator OW Herry Dermawan mendukung kebijakan Pj Walikota Pematangsiantar
meliburkan sekolah tingkat PAUD-TK-SD untuk menghindarkan anak-anak terserang ISPA.
"Kebijakan ini tepat, karena pencemaran udara semakin parah, bisa ribuan anak-anak di daerah ini yang sakit," kata politisi PAN ini.
Sementara di Kabupaten Simalungun, Bupati JR Saragih meliburkan proses belajar mengajar mulai usia dini sampai menengah. "Mulai Senin, sampai kondisi cuaca aman, jadi tidak ada batas waktu," kata bupati.