Jumat 23 Oct 2015 09:25 WIB

ITF Mangkrak, Pengolahan Sampah Jakarta tak Maksimal

Rep: C26/ Red: Karta Raharja Ucu
 Pekerja menaikkan sampah ke dalam truk sampah di Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (1/7). (Republika/ Yasin Habibi).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pekerja menaikkan sampah ke dalam truk sampah di Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (1/7). (Republika/ Yasin Habibi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Isnawa Adji mengakui pengolahan sampah Ibu Kota belum maksimal. Karenanya, sampah terus menerus dibawa ke Bantar Gebang, Bekasi.

Isnawa menuturkan, kondisi ini terjadi lantaran mangraknya pembangunan Intermediete Treatment Facility (ITF). Proses lelang masih menjadi hambatan belum terealisasinya tempat pengolahan sampah tersebut.

"Pemda DKI harus bangun ITF. Cuma karena proses lelang akhirnya terbengkalai. Jadi harus buang ke Bantar Gebang," kata Isnawa saat ditemui di kantor Dinas Kebersihan DKI, Cililitan, Jakarta Timur, Kamis (22/10).

Proyek pembangunan ITF diakuinya belum terealisasi sejak lima tahun yang lalu. Alasannya belum ditemukan harga yang cocok dengan pihak lelang.

Karenanya, ia berpendapat kemungkinan proyek ITF dibatalkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Padahal ITF bisa menjadi strategi pengolahan sampah yang paling berpengaruh.

Bank sampah dan daur ulang menjadi strategi yang bisa dilakukan saat ini. Meskipun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah sampah yang dibawa ke Bantar Gebang.

"Untuk sekarang ya kita ada Bank Sampah dan sosialisasi masyarakat pentingnya pemilahan sampah organik dan anorganik," ujarnya.

ITF merupakan bangunan yang akan dijadikan pabrik pembakaran sampah. Hasilnya bisa diolah menjadi  sumber energi yang dapat dimanfaatkan masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement