REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- Satu jenazah pendaki Gunung Lawu yang belum teridentifikasi, hingga Rabu siang, masih disimpan di lemari pendingin ruang jenazah RSUD dr Sayidiman Magetan, Jawa Timur.
Hingga saat ini, tim identifikasi Polres Magetan yang bekerja sama dengan tim RSUD dr Sayidiman Magetan dan DVI Polda Jatim masih menunggu hasil tes DNA korban yang dikirim ke Puslabfor Polri Cabang Jawa Timur untuk mengetahui pasti identitasnya.
Direktur Utama RSUD dr Sayidiman Magetan, Mahatma Andre, mengatakan, tes DNA perlu dilakukan karena kondisi korban yang terbakar hingga 100 persen sehingga menyebabkan sidik jarinya tidak bisa dikenali.
"Untuk itu, harus dilakukan tes DNA agar mendapatkan data primer guna mengungkap identitas korban yang sebenarnya," ujar Mahatma di Magetan, kepada wartawan.
Ia menjelaskan, sebelumnya memang ada keluarga yang mengaku bahwa jenazah yang belum teridentifikasi tersebut adalah Aris Munandar (25) warga Kota Blitar yang bekerja di Jakarta.
Keluarga tersebut meyakini hal itu karena lokasi ditemukannya korban berada di dekat jenazah Joko Prayitno dan Kartini yang merupakan rombongan pendakian ke Gunung Lawu.
Meski demikian, tim identifikasi tidak berani menyerahkan jenazah tersebut ke keluarga karena masih menunggu hasil tes DNA yang diperkirakan akan selesai satu hingga dua pekan mendatang.
Sementara, enam dari tujuh jenazah korban kebakaran hutan di Gunung Lawu sudah diserahkan ke pihak keluarga. Mereka adalah Sumarwan, Nanang Setia Utama, Rita Septi Hurika, dan Awang yang dipulangkan di Kabupaten Ngawi. Kemudian, Joko Prayitno dan Kartini yang dipulangkan di Jakarta.
Selain tujuh korban tewas, kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu juga menyebabkan dua korban kritis yang hingga kini masih menjalani perawatan medis di dua rumah sakit yang berbeda. Yakni Eko Nurhadi yang menjalani perawatan di RSUD dr Soetomo Surabaya dan Novi Dwi yang menjalani perawatan di RSUD dr Moewardi Solo, Jawa Tengah.