Rabu 21 Oct 2015 06:51 WIB

Catatan Kelam Bencana Kebakaran Gunung Lawu

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Angga Indrawan
Kebakaran Gunung Lawu
Foto: Antara
Kebakaran Gunung Lawu

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR -- Kebakaran hutan Gunung Lawu, berdasarkan catatan relawan komunitas Anak Gunung Lawu (AGL), merupakan bencana terbesar sepanjang kurun waktu beberapa tahun terakhir. Ini ditilik dari cakupan areal luasan hutan yang terbakar. Bencana juga tak luput memakan korban jiwa.

"Kebakaran hutan tahun ini cukup memprihatinkan. Areal hutan terkabar cukup luas. Juga memakan jiwa yang tidak sedikit," tutur Budi Santoso, aktivitas relawan komunitas AGL, Rabu (21/10).

Seperti diketahui, selama musim kemarau 2015 ini hutan kawasan Gunung Lawu, baik di wilayah Kabupaten Karanganyar (Jateng), maupun Kabupaten Magetan (Jatim), beberapa kali terjadi kebakaran. Catatan bencana kali ini, memakan korban tujuh orang tewas dan dua luka bakar.

Budi mengaku sedih atas bencana kebakaran kali ini. Tim pemadam kebakaran, baik dari petugas Perhutani, TNI, Polri, relawan, dan masyarakat cinta lingkungan, sudah melakukan upaya meminimalisasi korban saat kebakaran terjadi. 

"Sebetulnya telah dilakukan relawan yang ada. Tapi, kenyataan seperti ini," tambahnya.

Menurut Budi, pascapenutupan jalur pendakian Cemoro Sewu Magetan, Jumat (16/10), pendaki banyak yang naik melalui jalur Cemoro Kandang, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Saat hendak naik ke puncak, pendaki sudah diimbau berhati-hati dalam menyalakan api, karena dikhawatirkan akan memicu kebakaran.

Jadi, lanjutnya, sudah ada himbauan dari petugas jaga posko. Sewaktu naik ke puncak, pendaki diminta turun lewat Jalur Cemoro Kandang. Namun, imbauan itu tidak diindahkan oleh sejumlah pendaki. Mereka tetap menerobos turun melalui Jalur Cemoro Sewu. Akhirnya, sembilan pendaki yang menerobos menjadi korban kebakaran dan tujuh meninggal dunia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement