Selasa 20 Oct 2015 09:15 WIB

Jokowi: Puas Atau tidak yang Ditanya Rakyat, Bukan Kita

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Angga Indrawan
Presiden Joko Widodo
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari ini genap satu tahun Indonesia dipimpin oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Selasa (20/10). Selama satu tahun memimpin, Jokowi tak ingin menilai diri sendiri terkait dengan puas atau tidaknya rakyat dengan kinerjanya.

"Puas apa ndak itu yang ditanya rakyat, bukan kita," ucap Jokowi saat berbincang dengan Republika di ruang kerjanya di Istana Bogor, beberapa waktu lalu.

Kendati begitu, Jokowi menyadari tingkat kepuasaan masyarakat tengah tergerus. Menurut Presiden, setidaknya ada dua hal yang paling berpengaruh menurunkan tingkat kepuasan masyarakat, yakni pengalihan subsidi BBM yang telah dilakukan pemerintah di awal masa pemerintahan dan pelemahan ekonomi.

"Itu sangat pengaruh sekali dan sudah saya kalkulasi bahwa itu akan kejadian," kata mantan gubernur DKI Jakarta tersebut.

Mengenai pengalihan subsidi BBM, Jokowi menyadari keputusan yang dia ambil tersebut sangat tidak populis. Kendati sulit, Presiden berpendirian bahwa ia harus mengambil keputusan demi kepentingan rakyat yang lebih besar. 

Dengan mencabut subsidi BBM, maka anggaran yang semula hanya habis dibakar untuk kendaraan, dapat dialihkan untuk membangun infrastruktur.  Adapun mengenai pelemahan ekonomi, pemerintah berpendapat faktor eksternal yang paling berpengaruh. Menurutnya, semua negara juga mengalami hal serupa. 

Kendati begitu, Jokowi menyebut kondisi Perekonomian Indonesia masih lebih baik dibanding negara-negara lain. "Kita hanya turun 0,3-0,2 persen. Yang lain bisa 1,5 persen, ada yang 2 persen, ada yang sudah minus. Kita Alhamdulillah harus disyukuri," kata mantan wali kota Solo tersebut.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement