Jumat 16 Oct 2015 16:45 WIB

BIN Akui Ada Pertemuan Malam Sebelum Aksi Pembakaran Gerea

Rep: c15/ Red: Teguh Firmansyah
   Aparat keamanan dari TNI dan Polri berjaga di lokasi gereja Singkil, Aceh, Rabu (14/10).
Foto: EPA/Hotli SImanjuntak
Aparat keamanan dari TNI dan Polri berjaga di lokasi gereja Singkil, Aceh, Rabu (14/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Intelijen Negara, Sutiyoso mengatakan pihak BIN sudah melakukan deteksi dini dan komunikasi sebelum terjadinya aksi pembakaran gereja di Singkil, Aceh. Ia mengatakan malam tanggal 12 Oktober, BIN sudah berkomunikasi kepada kedua belah pihak.

"Tanggal 12 malam sudah ada pertemuan. Memang sepakat untuk tidak membangun undung-undung baru. Karena yang lama saja izinnya belum selesai. Tapi paginya pecah, ada pembakaran itu," ujar Sutiyoso saat ditemui Republika.co.id, di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (16/10).

Di satu sisi Sutiyoso mengakui memang perbedaan di negara yang majemuk pasti terjadi. Namun, adanya gerakan ataupun perselisihan, ia akui sulit untuk dideteksi.

Selain itu, menurut Sutiyoso pihaknya sudah bekerja untuk mengantisipasi adanya perpecahan. Namun, ia menegaskan BIN hanyalah sebagai pemberi informasi bukan eksekutor.

"Ada BIN di tingkat daerah sampai tingkat pusat. Anggotanya juga dari berbagai elemen, Polri, TNI, juga masyarakat. Kita sudah kordinasikan," tutup Sutiyoso.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement