Selasa 13 Oct 2015 09:25 WIB

Solo Alami Krisis Guru SLB

Rep: Edy Setyoko/ Red: Indira Rezkisari
Siswa anak berkebutuhan khusus (ABK) duduk diantara alat kesenian musik tradisi saat bersiap mengikuti pelajaran seni musik di sekolah luar biasa (SLB) Bina Kasih, Ciwastra, Kota Bandung, Rabu (12/8).  (foto : Septianjar Muharam)
Siswa anak berkebutuhan khusus (ABK) duduk diantara alat kesenian musik tradisi saat bersiap mengikuti pelajaran seni musik di sekolah luar biasa (SLB) Bina Kasih, Ciwastra, Kota Bandung, Rabu (12/8). (foto : Septianjar Muharam)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kota Solo kekurangan guru sekolah luar biasa (SLB). Menurut Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SLB, Harjono, kekurangan ini kian terus bertambah. Alasannya, mulai 2016, 2017, dan 2018 banyak guru yang memasuki masa pensiun.

Banyak guru SLB yang memasuki masa pensiun. Sedang, hampir setiap tahun tidak ada rekruitmen guru SLB.''Hingga saat ini, belum ada rekruitmen guru calon pegawai negeri sipil,'' kata Harjono, Selasa (13/10).

Saat ini, baru ada 91 guru pegawai negeri sipil (PNS). Mereka bertugas mengajar untuk satu SLB negeri dan 16 SLB swasta. Jumlah siswa SLB terdapat 500-an anak.

Harjono mengungkapkan, saat ini jenjang SLB juga sedang dalam proses peralihan dari pemerintah kota/kabupaten menjadi pemerintah propinsi. Itupun masih dalam tahap pendataan.

Ia meminta kepada pemerintah pusat, agar segera melakukan rekruitmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) untuk guru SLB. Paling tidak, untuk menutupi mereka yang memasuki masa pensiun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement