REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Cargill Tropical Palm Holding menolak tudingan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) bila perusahaanya terlibat dalam aksi kebakaran baik di Sumatera Selatan maupun Kalimantan Barat.
Cargill mengklaim menerapkan kebijakan zero-burning yang ketat. Sehingga tidak membenarkan pembakaran lahan untuk kepentingan apapun: pertanian, ekonomi atau sosial.
Menanggapi pemberitaan republika.co.id, Kamis (01/10) bertajuk Walhi Beberkan Sejumlah Perusahaan Raksasa Pembakar Hutan, melalui siaran persnya Cargill menyatakan bahwa titik api berada diluar perkebunan kelapa sawit PT Hindoli di Sumatra Selatan. Api dimaksud telah dipadamkan.
Areal yang terbakar berada di daerah perbatasan yang dekat dengan perkebunan sawit PT Hindoli. '' Ini di luar izin lokasi kami dan bukan bagian dari Izin Usaha Perkebunan (IUP) atau lahan HGU kami,'' tulis Cargill.
Cargill menyatakan areal perkebunan di Mukut terbakar sebagai dampak dari terbakarnya lahan yang berbatasan dengan areal perkebunan Cargill seluas 8 km. ''Tim pemadam kebakaran Cargill untuk mengatasi api di area tersebut telah dimulai sejak minggu pertama September, dan baru berhasil mengatasi api minggu lalu,'' paparnya.
Ditambahkan Cargill telah membangun kanal 6m x 4m untuk mencegah meluasnya kebakaran, dan menambah penyimpanan air 2 kali lipat untuk kepentingan pemadaman api selama musim kemarau yang berkepanjangan.
Api juga sudah tersebar ke lahan masyarakat setempat, yang berbatasan dengan areal perkebunan Cargill hingga radius 9km. Sejauh ini, tim pemadam kebakaran Cargill masih membantu komunitas dan pemerintah setempat untuk memadamkan api.
Cargill disebutnya justru menjadi korban sebagai akibat kebakaran lahan disekitarnya. Sebagai gambaran disebutkan bahwa minggu lalu, helikopter Badan Bencana Nasional menurunkan bom air untuk memadamkan api.
Upaya ini telah dihentikan karena api terus meluas dan diperkirakan mencapai radius 3 km dan mengarah ke perkebunan Cargill. ''Tim pemadam kami sudah berada di wilayah tersebut empat hari, berjuang untuk memadamkan api yang bergerak maju,'' tulisnya.
Ditambahkan Cargill telah membangun kanal 6m x 4m untuk mencegah meluasnya kebakaran, dan menambah penyimpanan air 2 kali lipat untuk kepentingan pemadaman api selama musim kemarau yang berkepanjangan.
Api disebutnya telah merembet ke lahan masyarakat setempat, yang berbatasan dengan areal perkebunan Cargill hingga radius 9 km. Sejauh ini, tim pemadam kebakaran Cargill masih membantu komunitas dan pemerintah setempat untuk memadamkan api. Cargill menerjunkan empat tim penjinak api untuk mengatasi hal itu.
Cargill disebutnya justru menjadi korban sebagai akibat kebakaran lahan disekitarnya. Sebagai gambaran disebutkan bahwa minggu lalu, helikopter Badan Bencana Nasional menurunkan bom air untuk memadamkan api.
Upaya ini telah dihentikan karena api terus meluas dan diperkirakan mencapai radius 3 km dan mengarah ke perkebunan Cargill. ''Tim pemadam kami sudah berada di wilayah tersebut empat hari, berjuang untuk memadamkan api yang bergerak maju,'' tulis Cargill.
Cargill mengaku sudah melaporkan semua insiden kebakaran, lengkap dengan foto lapangan dan foto yang diambil dengan drone, ke Kepolisian setempat. ''Kami juga memberikan wewenang kepada kolega di lapangan untuk bekerja sama dengan komunitas setempat jika ada kebakaran terdeteksi di dekat perbatasan perkebunan kami,'' tulis Cargill