Ahad 11 Oct 2015 19:19 WIB

Pemerintah Indonesia Kecam Ledakan Bom di Turki

Para pengunjuk rasa mengangkat kepalnya sebagai bentuk penghormatan terhadap korban meninggal dalam pengeboman di Ankara, Turki, Ahad (11/10).
Foto: EPA
Para pengunjuk rasa mengangkat kepalnya sebagai bentuk penghormatan terhadap korban meninggal dalam pengeboman di Ankara, Turki, Ahad (11/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia mengecam peristiwa ledakan bom di Ankara, Turki pada 10 Oktober 2015 yang telah menewaskan 95 orang dan melukai lebih dari 200 orang lainnya, menurut keterangan pers dari Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Ahad (11/10).

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri menyampaikan rasa simpati dan belasungkawa kepada Pemerintah dan rakyat Turki, khususnya kepada keluarga korban. Berdasarkan hasil koordinasi dengan perwakilan RI di Ankara, sampai saat ini tidak terdapat informasi mengenai adanya korban warga negara Indonesia (WNI) dalam insiden ledakan bom tersebut.

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara juga akan terus melakukan koordinasi dengan otoritas Turki, untuk mengetahui perkembangan dan proses identifikasi korban. Selain itu, KBRI Ankara telah mengeluarkan imbauan kepada seluruh WNI di Turki untuk berhati-hati saat bepergian, khususnya pada tempat terbuka yang kemungkinan dapat menjadi target ledakan bom.

Selanjutnya, KBRI Ankara juga membuka layanan informasi dan "hotline" bagi para WNI, yaitu pada nomor +905321352298. Sebelumnya, dua ledakan bom terjadi di ibukota Turki, Ankara, yang menyasar para pegiat dalam aksi damai yang digelar oleh kelompok kiri dan oposisi pendukung Kurdi.

Jenazah para pegiat tersebut bergelimpangan di jalan setelah ledakan, dan spanduk-spanduk yang dibawa tergeletak di samping mereka. Setelah ledakan tersebut, situasi di lokasi kejadian kacau, sementara ambulans mencari korban cidera dan polisi menutup kawasan itu.

Laporan awal menyebutkan hanya ada satu ledakan, namun media Turki menyebutkan ada dua ledakan terpisah dalam selang waktu pendek. Seorang pejabat pemerintah Turki mengatakan bahwa pihak berwajib menduga serangan itu ada kaitannya dengan teroris, namun dia tidak menjelaskan lebih lanjut.

Serangan itu terjadi ketika Turki tengah bersiap menjelang pemilihan umum pada 1 November dan gelombang kerusuhan terus melanda sejak beberapa bulan terakhir.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement