Sabtu 10 Oct 2015 09:12 WIB

Aktor Intelektual Tragedi Mina

Ambulans membawa jamaah haji korban insiden Mina.
Foto:
Ratusan ambulans membawa korban insiden Mina.

Jamaah haji yang berjalan seperti itu, apabila jamaah yang di depan tiba-tiba berhenti, tampaknya sulit diterima akal apabila jamaah di belakangnya langsung terinjak-injak. Apalagi, karakter haji adalah beribadah dan orang yang beribadah selalu akan menolong orang lain.

Sekiranya ada 100 orang yang jatuh dan terinjak-injak sampai mati maka yang seribu orang tentunya akan berusaha menghindarkan diri dengan mundur ke belakang. Akan tetapi, seperti diberitakan, justru semuanya mati terinjak-injak. Maka, suatu hal yang mungkin sekali bahwa ada kelompok jamaah haji yang memang mendapatkan tugas untuk merobohkan jamaah yang lain, kemudian kelompok yang lainnya menginjak-injak mereka, sehingga yang roboh itu kemudian mati.

Boleh jadi juga, ada kelompok yang sengaja mau melakukan bunuh diri dengan merobohkan diri dan diinjak-injak. Apabila perkiraan ini benar maka hal itu bukanlah perbuatan orang yang beribadah haji, melainkan perbuatan orang-orang yang sengaja membuat kekacauan.

Pada 2000 kami mencoba untuk melontar Jamrah Aqabah pada 10 Dzulhijjah dari lantai atas. Saat itu, tempat pelontaran jumrah baru ada dua lantai. Situasi saat itu sangat padat sehingga kami gagal untuk melontar jumrah dari lantai atas. Akhirnya, kami berhasil melontar jumrah lewat lantai bawah. Pada saat itu tidak ada satu pun jamaah yang terjatuh, apalagi terinjak-injak sampai mati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement