Jumat 09 Oct 2015 14:26 WIB

Kemenristek Dikti Bangun 67 Taman Sains dan Teknologi

Rep: C13/ Red: Yudha Manggala P Putra
 Menteri Ristek dan Dikti, Mohammad Nasir (depan) saat mengunjungi tempat pembuatan pesawat di PT. Dirgantara Indonesia, Bandung, Selasa(201/1).  (foto: Septianjar Muharam)
Menteri Ristek dan Dikti, Mohammad Nasir (depan) saat mengunjungi tempat pembuatan pesawat di PT. Dirgantara Indonesia, Bandung, Selasa(201/1). (foto: Septianjar Muharam)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Saat ini pemerintah sedang menggalakan pembangunan taman sains dan teknologi atau Science and Technology Park (STP) di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan komplek ini untuk menampung kegiatan riset sains berbasis bisnis.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengungkapkan, terdapat 67 STP yang saat ini sedang dibangun.

“Dari 67 itu nanti akan dikaji ulang untuk dilihat mana yang visible dan mana yang tidak,” jelas Nasir usai pembukaan Konferensi Ilmu Pengetahuan Nasional (KIPNAS) 2015 di Gedung LIPI, Jakarta, Kamis (8/10).

Menurut Nasir, jika STP itu visible maka program akan dilanjutkan. Namun apabila tidak, program pada STP itu pun akan diberhentikan. Meski begitu, pemerintah menyatakan telah menyiapkan pembangunan 33 STP lagi.

Untuk satu STP, Nasir mengatakan, akan menghabiskan dana sebesar Rp 75 hingga 100 Miliar. Namun untuk persiapan awalnya tidak mencapai angka tersebut.

Mengenai luas lahan STP,  Nasir menjelaskan, luasannya beragam. Untuk pertanian membutuhkan luas sekitar 30 hingga 50 hektare. Sementara elektronika sekitar 10 hektare dan kebutuhan pangan 50 hektare.

Pada hakikatnya, Nasir menerangkan STP ini jelas memiliki manfaat yang baik untuk masyarakat. Pada aspek science park, ini bisa memberikan pelajaran kepada masyarakat bahwa ilmu pengetahuan ternyata bisa dipelajari dengan mudah.

Sementara pada bidang techonology park, Nasir menyatakan, ini mampu membuat hasil riset perguruan tinggi maupun peneliti lainnya bisa dimanfaatkan di dunia usaha.  Dengan demikian, dapat dimanfaatkan di masyarakat kelak.

Nasir juga menambahkan, pembangunan STP ini diharapkan bisa diterapkan di seluruh Indonesia. Pemerintah pusat akan terus mendorong dan pemerintah daerah juga diminta untuk merawatnya dengan baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement