Rabu 07 Oct 2015 18:32 WIB
Aviastar Hilang

Yudhistra, Copilot Aviastar yang Dikenal Saleh

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Indira Rezkisari
 Tim gabungan Basarnas, TNI, Polri dan warga lokal mengevakuasi korban pesawat Aviastar DHC6/PK-BRM Dusun Gamaru, Desa Ulu Salu, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Selasa (5/10).  (Antara/Sahrul Manda Tikupadang)
Tim gabungan Basarnas, TNI, Polri dan warga lokal mengevakuasi korban pesawat Aviastar DHC6/PK-BRM Dusun Gamaru, Desa Ulu Salu, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Selasa (5/10). (Antara/Sahrul Manda Tikupadang)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- ‎Duka mendalam mendera Hardianing Astiti Eka. Wanita 59 tahun ini tak bisa menyembunyikan rasa sakit yang diterima setelah mendapati bahwa sang anak, Yudhistra, copilot pesawat Aviastar yang jatuh harus meregang nyawa akibat kecelakaan. Berjalan lunglai, Hardianing berjalan hilir mudik di depan kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara.

"Yudhistra anaknya sangat baik dan bijaksana. Dia sangat perhatian kepada keluarga," ujar ‎Hardianing.

Dia mengungkapkan, semenjak bekerja di penerbangan‎, Yudhistra kerap kali mengabari dirinya sesaat sebelum melakukan penerbangan dan selesai penerbangan. Bahkan, sebelum kecelakaan, anak sulung ini masih sempat menghubungi Hardianing melalui pesan singkat di Blackberry Mesengger dan menyampaikan bahwa dirinya akan berangkat dari Masamba menuju Makassar.

Saat itu, Jumat (2/10), Hardianing mengingatkan sang anak agar tidak lupa menunaikan ibadah karena dia tahu bahwa Yudhistra adalah anak yang saleh. "Saya cuma tanya ke dia, apakah dia sudah shalat sunah atau tidak," papar Hardianing.

Sayang, pesan singkat tersebut menjadi obrolan terakhir antara Hardianing dengan Yudhistra. Setelah pesan tersebut, Yudhistira 'enggan' memberi kabar kepada Hardianing. Meski Hardianing terus mencoba menghubungi sampai menjelang azan Maghrib, telepon genggam milik anaknya tetap tak memberi respons. Tak lama berselang, Hardianing akhirnya mengetahui bahwa pesawat Aviastar rute Masammba-Makassar yang diterbangkan Yudhistra mengalami hilang kontak.

"Sekarang, saya hanya minta proses identifikasi cepat selesai," ungkapnya.

Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sulawesi Selatan dan Barat baru mengidentifikasi tiga jenazah, yaitu Riza Arman, teknisi listrik Bandara Andi Djemma, Nurul Fatimah, pegawai Bandara Andi Djemma dan Soekris Winarto, teknisi Aviastar. Namun, jenazah Yudhistra belum berhasil teridentifikasi.

Hardianing mengatakan, bila nantinya jasad putranya berhasil diidentifikasi maka pihaknya akan mengirim jenazah itu ke Denpasar, Bali, untuk dikuburkan. Hal ini karena keluarga besar Yudhistra berdomisili di Bali, tepatnya di Kompleks Perumahan Korem, Jalan Majapahit, Pelasa Kuta.

Pesawat Aviastar diketahui hilang kontak sekitar 11 menit setelah take-off dari Bandara Andi Djemma, Masamba menuju Makassar, Jumat (2/6), sekitar pukul 14.25 WITA. Tim SAR gabungan memulai pencarian lantaran pesawat yang diterbangkan Iri Afriadi tak mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin. Setelah melaksanakan pencarian selama tiga hari, tim SAR gabungan akhirnya menemukan pesawat Aviastar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement