Rabu 07 Oct 2015 09:21 WIB
Aviastar Hilang

Tiga Jenazah Aviastar Terindentifikasi‎ Melalui Gigi

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Indira Rezkisari
  Tim SAR TNI dan Basarnas mengevakuasi jenazah korban pesawat Aviastar DHC6/PK-BRM di Landasan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (6/10).  (Antara/Yusran Uccang)
Tim SAR TNI dan Basarnas mengevakuasi jenazah korban pesawat Aviastar DHC6/PK-BRM di Landasan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (6/10). (Antara/Yusran Uccang)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Tim Ante Mortem telah mengedintifikasi tiga jenazah korban pesawat Aviastar. Ketiga korban ini atas nama Nurul Fatima, Riza Arman dan Soekris Winarto (Enginer).

Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabiddokkes) RS Bhayangkara Kombes Pol Raden Harjuno mengatakan, keadaan korban pesawat Aviastar mengalami luka bakar cukup berat. Meski demikian terdapat data dari pos Ante Mortem yang bisa disesuaikan dengan ketiga jenazah tersebut.

Jenazah pertama atas nama Nurul Fatimah Muhajir (26) teridentifikasi melalui data primer yaitu Denta Odontologi Forensik (pemeriksaan gigi)‎. Selain itu data sekunder berupa jenis kelamin, umur dan properti yang dipakai telah sesuai dengan Nurul.

"Ada nama suaminya, Kamaruddin di cincin emas Nurul. Selain itu ada cincin di jari tangan kanan yang ukuran keduanya sama," ujar Harjuno dalam keterangannya di RS Bhayangkara, Rabu (7/10).

Jenazah kedua terdeteksi atas nama Riza Arman. Pria 30 tahun dikenai juga dari kondisi gigi yang memperlihatkan umur sekitar 20-40 tahun. Sementara data sekunder yaitu pangkat bengkok melekat pada badan.

Identifikasi melalui pemeriksaan gigi juga dikenali pada jenazah ketiga atas nama Soekris Winarto (43). Dari data Post Mortem yang diberikan keluarga, Soekris disebut memiliki kondisi warna gigi kekuningan. Bagian belakang gigi Soekris juga disebut sudah ada yang tanggal. Selain itu data sekunder seperti celana warna biru tua yang melekat juga menjadi data untuk identifikasi Soekris.

Tim Odontologi Forensik FKG Universitas Hasanuddin (Unhas) Drg Muliaty Yunus menjelaskan, pemeriksaan gigi atas semua korban pesawat Aviastar memang menjadi hal multak. Pasalnya identifikasi dengan mencocokkan sidik jari tidak bisa dilakukan karena semua korban mengalami luka bakar cukup berat.

"Kalau pemeriksaan DNA akan membutuhkan waktu lama. Maka pemeriksaan dengan pencocokan data primer gigi menjadi cara paling cepat dan tepat," papar Muliaty.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement