Sabtu 03 Oct 2015 11:39 WIB

KAI Usut Anjloknya Kereta Barang di Surabaya

Kereta barang anjlok (ilustrasi)
Kereta barang anjlok (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional 8 Surabaya masih melakukan investigasi terkait anjloknya Kereta Api (KA) barang di antara Stasiun Surabaya Pasar Turi menuju Stasiun barang Kalimas, Kawasan Dupak Magersari.

Humas Daop 8 Surabaya Sumarsono dikonfirmasi Sabtu, menjelaskan dari laporan yang diterima, lokasi anjloknya KA barang berada di Kilometer 0+/5, yakni antara Stasiun Surabaya Pasar Turi dan Stasiun Kalimas.

Ia mengatakan, KA bernomer lambung KA 2514A tersebut merupakan KA barang dari Stasiun Jakarta dengan tujuan Stasiun Kalimas Surabaya.

Secara rinci, tutur Sumarsono, gerbong yang anjlok tiga gerbong kontainer belakang dari 30 gerbong kontainer yang dibawa kereta tersebut, yang terdiri dari 12As, akibatnya sejumlah rumah warga yang berada di lokasi anjloknya KA rusak karena tertabrak.

"Soal penyebab kita belum bisa pastikan karena masih melakukan investigasi, dan laporan yang kami terima, kejadian itu terjadi pada pukul 00.30 WIB, atau Sabtu dini hari," ucapnya.

Terkait dengan ganti rugi rumah yang rusak dan adanya korban meninggal akibat kejadian itu, Sumarsono menyebutkan bukan tanggung jawab PT KAI, sebab kawasan itu seharusnya steril dari pemukiman penduduk.

"Kita sudah sosialisasi kepada warga di lokasi itu bahwa 12 meter sisi kanan dan kiri adalah tanah milik PT KAI, dan kawasan itu harus steril, sehingga apabila ada kejadian seperti ini tidak menimbulkan korban jiwa," tukasnya.

Sebelumnya, berdasarkan keterangan sejumlah warga, KA masuk ke perkampungan Dupak Magersari, tiga gerbong paling belakang roboh dan menimpa sejumlah rumah.

KA terus berjalan dan menyeret gerbong kontainer yang terjatuh kemudian menabrak puluhan rumah di sekitarnya.

"Sekitar 50 meter kemudian kereta api berhenti setelah ada bunyi benturan yang sangat keras. Warga keluar rumah dan melihat kejadiannya di luar," ucap seorang warga, Bakri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement