Rabu 30 Sep 2015 20:08 WIB

'Anjing yang Dijadikan Sengsu Disiksa dengan Kejam'

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Djibril Muhammad
 Sejumlah anjing liar berkeliaran di kawasan pelabuhan Muara Angke, Jakarta
Foto: Antara/Adhi Wicaksono
Sejumlah anjing liar berkeliaran di kawasan pelabuhan Muara Angke, Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Founder Animal Defenders Indonesia Doni Herdaru Tona mengatakan, perlakuan terhadap anjing-anjing yang akan dijadikan makanan seperti Tongseng Asu (Sengsu) jauh lebih kejam daripada perlakuan terhadap hewan ternak.

"Anjing ini ditangkap, lalu dipukul kepalanya agar darahnya tidak mengalir keluar. Setelah dipukul kepalanya lalu dibakar, baru dikuliti dan jeroannya dibuang, anjing ini disiksa lebih dulu, kejam sekali," katanya di Jakarta, Rabu, (30/9).

Menurut mitos yang membodohi masyarakat, terang Doni, anjing yang disiksa dan darahnya tak keluar rasanya jauh lebih lezat. Ini sangat mengerikan dan kejam.

"Anjing disiksa dan dibunuh, dagingnya hanya dijual Rp 30 ribu per kg. Ini sangat murah dan tak sepadan dengan nyawa anjing sebagai binatang peliharaan yang harus dilindungi dan disayangi," katanya menjelaskan.

Sebanyak 20 persen daging anjing yang dijual berasal dari anjing yang dicuri dari pemiliknya. Hal yang perlu dicari tahu 80 persen pasokan daging anjing berasal dari mana, ini harus diselidiki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement