Rabu 30 Sep 2015 12:46 WIB
Salim Kancil

Soal Pembunuhan Salim Kancil, Kinerja Polri Dipertanyakan

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Winda Destiana Putri
Pegiat lingkungan yang tergabung dalam Tunggal Roso melakukan aksi solidaritas terhadap pembunuhan petani penolak tambang pasir Lumajang bernama Salim Kancil di depan Balaikota Malang, Jawa Timur, Senin (28/9).
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Pegiat lingkungan yang tergabung dalam Tunggal Roso melakukan aksi solidaritas terhadap pembunuhan petani penolak tambang pasir Lumajang bernama Salim Kancil di depan Balaikota Malang, Jawa Timur, Senin (28/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus pembunuhan terhadap Salim Kancil, warga Desa Selok Awar-Awar, Lumajang, Jawa Timur telah menyita perhatian dan keprihatinan sejumlah pihak. Salah satunya anggota Komisi III DPR RI Muhammad Nasir Djamil.

Menurut dia, situasi dan kondisi masyarakat di Lumajang saat ini sangat memprihatinkan. "Polri diharapkan dapat segera mengungkap dalang kasus pembunuhan terhadap Salim Kancil dan penganiayaan terhadap Tosan di Lumajang," ujarnya dalam siaran pers, Rabu (30/9).

Seperti diketahui, Salim Kancil dan Tosan merupakan korban penganiayaan berat akibat penolakan mereka terhadap aktivitas penambangan pasir di wilayahnya. Kasus ini, kata Nasir, telah menambah deret panjang kasus kekerasan yang dialami petani dalam kasus pertambangan. "Kinerja Polri selama ini patut dipertanyakan," ucapnya.

Nasir menyayangkan lambannya respon aparat penegak hukum dalam menangani dugaan kekerasan yang diduga sudah dimulai sejak 10 September lalu.

"Konflik dan ancaman pembunuhan terhadap sejumlah aktivis di sekitar wilayah tambang itu sudah cukup lama, kenapa polisi baru bergerak setelah ada korban," kata Nasir mempertanyakan.

Tragedi kemanusiaan ini tidak boleh terulang kembali. Dia berharap Polda Jatim dapat membentuk tim khusus dan bisa melibatkan komnas HAM dalam mengusut tuntas kasus ini. Tidak hanya para eksekutor saja yang harus ditangkap, tetapi juga sampai pada pengungkapan aktor intelektual di balik konflik yang terjadi selama ini.

Nasir mengatakan pihaknya bersama Komisi III DPR RI akan memantau perkembangan kasus ini dan terus mengawasi kerja Polri, Kejaksaan dan Komnas HAM dalam menangani tragedi kemanusiaan di Lumajang. Komisi III tentu akan memantau dan mengawasi langkah dan upaya apa yang akan dilakukan Polri serta memperhitungkan berapa lama Polri sanggup mengungkap dalang di balik tragedi ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement