Senin 28 Sep 2015 13:01 WIB

Teten: Presiden Jokowi Menerima Laporan Menggembirakan

Dirut PT Semen Gresik Suparni didampingi Ketua ASI Widodo Santosa dan Kepala Staf Presiden Teten Masduki menyampaikan keterangan pers, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (28/9).
Foto: Setkab
Dirut PT Semen Gresik Suparni didampingi Ketua ASI Widodo Santosa dan Kepala Staf Presiden Teten Masduki menyampaikan keterangan pers, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (28/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan (KSK) Teten Masduki mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo menerima laporan mengembirakan terkait naik tajamnya konsumsi semen nasional. "Konsumsi semen nasional naik tajam sejak Agustus," kata Teten saat konferensi pers usai mengahadap Presiden bersama Dirut PT Semen Indonesia Suparni dan Ketua Asosiasi Semen Indonesia Widodo Santosa di Kantor Kepresidenan Jakarta, Senin (28/9).

Teten mengungkapkan konsumsi semen pada Agustus 2015 mencapai 5,4 juta ton atau naik 17,8 persen dibandingkan bulan yang sama 2014. Sedangkan untuk total konsumsi per Januari hingga Agustus mencapai 37,4 juta ton atau naik 0,1 persen dibandingkan periode sama 2014.

"Perkiraan konsumsi semen empat bulan mendatang diperkirakan meningkat 4-6 persen, sehingga total naik 2 persen dari tahun lalu, angka yang cukup bagus," katanya.

Konsumsi semen pada tahun inni diperkirakan mencapai 61,08 juta ton atau naik 2 persen dari 2014 yang mencapai 59,90 juta ton. Teten mengatakan bahwa konsumsi semen penyerapaannya 75 persen untuk pembangunan perumahan dan 25 persen pembangunan infratsruktur. "Ini indikator mulai bergerakanya pembangunan infrastruktur dan daya beli masyarakat mulai berdenyut," tutur Teten.

Dia berharap konsumsi semen tersebut akan terus meningkat hingga akhir tahun ini karena didorong oleh pembangunan infrastruktur. "Adanya kenaikan konsumsi semen dari tahun lalu, sehingga pertumbuhan ekonomi mengindikasikan membaik," ucap Teten.

Ketua ASI Widodo Santosa mengakui bahwa pihaknya pada awalnya sempat gelisah karena konsumsi semen pada semester I turun 1 persen. "Penyakitnya karena dana belum cair, Pemda belum membangun, infrastruktur belum jalan," ujarnya.

Dia juga berharap tahun depan juga diharapkan terus mengalami pertumbuhan karena pembangunan infrastrukturnya lebih besar. "Tahun depan kalau pembangunan infrastrukturnya jalan, itu (konsumsi) akan lebih besar lagi. Apalagi kalau pennyerapan dananya mulai awal semester I," ujarnya, berharap.

Widodo juga tidak khawatir dengan produksi semen dalam negeri yang masih mencukupi karena kapasitasnya mencukupi apalagi akan ditambah oleh empat pabrik baru. "Empat pabrik akan jalan, Bosowa, Holcim, Merah Putih, Panasea diperkirakan (kapasitas produksinya) sekitar 11 juta juta ton. Tahun depan tidak akan kekurangan semen," tukasnya.

Bahkan Widodo mengungkapkan bahwa produksi semen Indonesia pada 2017 diperkirakan akan terbesar di Asia Tenggara, jika semua pabrik semen beroprasi semua.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement