Senin 28 Sep 2015 00:47 WIB

Kabut Asap di Riau Kian Memburuk

 Pengendara sepeda motor tanpa mengenakan masker pelindung pernapasan saat melintasi Jalan Yos Sudarso yang diselimuti kabut asap kebakaran hutan dan lahan di Pekanbaru, Riau, Senin (27/7).  (Antara/Rony Mularman)
Pengendara sepeda motor tanpa mengenakan masker pelindung pernapasan saat melintasi Jalan Yos Sudarso yang diselimuti kabut asap kebakaran hutan dan lahan di Pekanbaru, Riau, Senin (27/7). (Antara/Rony Mularman)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan kabut asap kebakaran hutan serta lahan yang melanda Riau terus memburuk dalam dua hari terakhir.

"Saat ini kabut asap yang terpantau semakin tebal, akibatnya sejumlah daerah seperti Kota Pekanbaru dan Rengat Kabupaten Indragiri Hulu jarak pandang hanya 100 meter," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin di Pekanbaru, Ahad (27/9).

Sementara itu dari pantauan BMKG pukul 07.00 WIB, kabut asap pekat menyelimuti wilayah Pelalawan dan membuat jarak pandang berkisar 200 meter. Selanjutnya di Kota Dumai jarak pandang terpantau lebih baik yakni 800 meter.

Kabut asap yang menyelimuti Pekanbaru terus memburuk dalam 48 jam terakhir. Sehari sebelumnya kabut asap Pekanbaru berkisar antara 400 meter hingga 1.000 meter, namun pada Minggu pagi terus memburuk mencapai 100 meter.

Sementara itu BMKG merilis terdapat 674 titik panas yang terpantau di enam provinsi di Sumatera. Titik panas terbanyak terpantau di Sumatera Selatan dengan 607 titik. Selanjutnya Jambi 37 titik, Lampung 14 titik, Bangka Belitung 11 titik dan Kepulauan Riau satu titik.

Selanjutnya provinsi Riau terpantau empat titik. Keempatnya dipastikan merupakan titik api dengan tingkat kepercayaan 70 persen yang terdeteksi di Kabupaten Siak.

Keberadaan jumlah titik panas di Sumatera meningkat tajam dibandingkan pada Sabtu lalu (25/9) yang hanya terpantau 54 buah. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau Edwar Sanger menyatakan bahwa pekatnya kabut asap di Riau merupakan asap kiriman dari provinsi tetangga seperti Sumatera Selatan dan Jambi.

Namun begitu ia mengatakan akan tetap mewaspadai munculnya kembali titik panas di lahan kebakaran lahan yang berpotensi terbakar. "Kita tetap siagakan personil disetiap daerah serta tiga helikopter guna tanggulangi lahan potensi kebakaran," kata Edwar.

Sementara itu, sejak awal tahun hingga September 2015, Polda Riau telah menetapkan 58 tersangka pembakar lahan. Selanjutnya saat ini terdapat 16 korporasi yang diselidiki oleh kepolisian.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement