REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia diminta segera bereaksi atas tindakan penyerangan Masjid Al Aqsa oleh tentara Israel. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia harusnya berani mengambil posisi melindungi situs suci tersebut.
Presiden organisasi kemanusiaan global Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ahyudin mengatakan sejauh ini pemerintah Indonesia tidak memiliki nyali menghadapi Israel. Presiden RI Joko Widodo dinilai masih belum signifikan membela nilai-nilai kemanusiaan.
“Harusnya seperti Presiden Turki Erdogan yang diperhitungkan dunia karena keberaniannya melawan Israel,” ucapnya kepada Republika.co.id, Senin (21/9).
Umat Islam, kata Ahyudin, harus memahami segala peristiwa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT, termasuk penyerangan terhadap Masjid Al Aqsa. Bisa jadi, di balik penyerangan ini Allah SWT menginginkan umatnya bangun dan sadar.
Penyerangan terhadap Masjid Al Aqsa merupakan serangan dan gangguan bagi umat Islam. Sayangnya, belum semua umat Islam sadar akan serangan ini. “Untuk itu, jangan salahkan Allah SWT jika nanti ada ujian yang lebih besar lagi dari serangan ini,” katanya.
Ketika memahami itu, umat Islam harus mengambil peran dan gelorakan semangat ukhuwah Islam. “Masa kita diam saja saat diserang,” ucapnya. Islam mempunyai umat yang besar sehingga hendaknya tidak berdiam diri ketika terjadi kedzaliman terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
Pemerintah Indonesia bisa melawan serangan ini, misalnya dengan cara diplomasi. “Silakan berdiplomasi, tetapi harus atas nama kebersamaan umat,” ucapnya. Jika umat Islam tidak bersatu, Israel tidak akan pernah segan terhadap umat Islam. Umat harus bergerak, jangan lagi berdiam diri.