REPUBLIKA.CO.ID,PADANG -- Kabut asap yang menyelimuti sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) dampak dari kebakaran hutan dan lahan kiriman Jambi, Riau dan Sumatra Selatan (Sumsel), semakin pekat.
Kepala BPBD Kabupaten Limapuluh Kota, Nasriyanto mengatakan, kabut asap yang menyelimuti daerahnya membuat jarak pandang sangat terbatas, hanya sekira 100 meter.
Menurutnya, paparan kabut asap pada Sabtu (19/9) ini merupakan yang terparah pada 2015. Selain itu, ia mengatakan, kualitas udara semakin memburuk dari hari ke hari di Kabupaten Limapuluh Kota. "Kabut asap semakin tebal, ini yang terparah," katanya, Sabtu.
Dikatakannya, BPBD setempat telah berkoordinasi dengan Badan Lingkungan Hidup, melalui radio meminta kepada masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Jika terpaksa keluar rumah, lanjutnya, masyarakat diminta selalu menggunakan masker. Menurutnya, pemerintah kabupaten (pemkab) sudah membagikan sekira 200 ribu masker kepada masyarakat.
Sementara itu, salah seorang warga Situjuah, Kabupaten Limapuluh Kota, Fajar (29 tahun), mengatakan kabut asap yang menyelimuti daerahnya pada Sabtu ini lebih tebal dari hari biasanya. Bahkan, kata dia, jarak pandang hanya berkisar 50 hingga 100 meter. "Mata perih jadinya. Nafas pun sesak. Ini yang paling parah sejak beberapa minggu ini," ujarnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Tanah Datar, Mukhlis menuturkan, paparan kabut asap di daerahnya juga tebal. Menurutnya, jarak pandang berkisar antara 200 hingga 300 meter. " Ini yang terparah sejak beberapa hari yang lalu," kata Mukhlis menjelaskan.