REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Universitas Atmajaya, Agustinus Prasetyo menilai program nawacita yang kerap digaungkan Presiden Joko Widodo tengah dihadapkan pada sejumlah tantangan besar.
Terlebih dalam pertumbuhan ekonomi yang dipengaruhi faktor eksternal seperti ekonomi Cina, gejolak ekonomi global, suku bunga the Fed dan Government Spending.
"Pemerintah Jokowi menghadapi tantangan ekonomi yang tidak mudah. Nawacita menghadapi tantangan eksternal yang lebih rumit sebelum nawacita itu sendiri dibuat," kata Agustinus dalam diskusi tentang Mengoptimalkan Peran APBN Sebagai Stimulus Ekonomi bersama Center of Reform On Economics (CORE) di Jakarta, Selasa (15/9).
Terlebih dengan perlambatan ekonomi Cina pasca melakukan devaluasi mata uang Yuan. Menurutnya dengan Cina menargetkan pertumbuhan ekonominya mencapai 7 persen, maka akan berdampak pada negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Selain itu, ketidak pastian The Fed yang akan menaikan Fed Ratenya kata dia telah membuat tidak stabilnya perekonomian. Belum lagi menurutnya soal serapan anggaran yang belum juga teralisasi dengan baik.
"Yang perlu diingat tantangan eksternalnya berat. Jika di paket kebijakan pemerintah mengandalkan fiscal dan instrument deregulasi itu tidak cukup, harus ada pola kebijakan industri dan paket selanjutnya," jelasnya.