REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Bagian Kesra Setda Kabupaten Boyolali, Jateng, hingga pertengahan September ini, telah menyalurkan 345 truk tangki air sejumlah desa yang dilanda rawan bencana kekeringan.
Kepala Bagian Kesra Setda kabupaten Boyolali, Dadar Hawantoro, melalui Kasubag Sosial dan Keagamaan, Mugimin Trianto, Selasa (15/9), mengatakan, dari jumlah air bersih sebanyak itu berasal dari Bagian Kesra 93 truk, Bakorwil Surakarta 153 truk, PMI 75 truk, serta Polres Boyolali 20 truk tangki air bersih.
"Memang, perimintaan air bersih dari Desa di wilayah Kecamatan rawan kekeringan saat ini cukup tinggi. Ini karena, September dan Oktober ini, merupakan masa puncak musim kemarau. Sehingga banyak warga yang kekurangan air bersih," kata Mugimin.
Di Kabupaten Boyolali ada 45 desa rawan kekeringan yang tersebar di enam kecamatan. Di antaranya, Kecamatan Musuk, Juwangi, Kemusu, Wonosegoro, dan kecamatan Cepogo. Dari 45 desa rawan kekeringan paling rawan kekeringan, Kecamatan Musuk dimana di wilayah itu terdapat 12 desa rawan kekeringan.
Sedang 12 desa Kecamatan Musuk yang rawan Kekeringan itu meliputi, Desa Ringin larik, Clunthang, Jemowo, Karanganyar, Lanjaran, Dragan, Lampar, Sumur, Sruni, Karangkendal, Mrian dan desa Sangup. Untuk itu Bagian Kesra berharap warga yang mengalami kesulitan air segera membuat proposal minta bantuan ke Pemkab Boyolali.
"Begitu proposal masuk ke Bagian Kesra akan segera ditindaklanjuti dengan dropping air bersih ke lokasi sasaran," tambahnya.
Memang, diakui dropping air bersih tidak serta merta proposal masuk langsung dikirim. Ini karena pengirimin dilakukan pihak ketiga. Dan, harus antri karena melayani permintaan droping air begitu banyak, dan tempat sangat jauh. Seperti, Kecamatan Juwangi paling sehari hanya satu1 truk tangki.
Sementara penanggulangan kekeringan ke depan, Pemkab Boyolali meminta desa dan kecmatatan wilayah kekeringan mengidentifikasi titik potensi sumber air untuk dibangun sumur dalam. "Jika warga menemukan titik potensi sumber air, segera melaporkan ke instansi terkait untuk rencana pembuatan sumur dalam," katanya.
Namun, hingga kini belum ada desa maupun kecamatan di wilayah rawan kekeringan belum melapor ke instansi terkait tentang ditemukan potensi sumber air.
Menghadapi musim kemarau masih berlangsung panjang, dan diperkirakan hingga November, pemkab berharap warga untuk menghemat penggunaan air.
"Gunakan air secukupnya untuk kebutuhan air minum dan kebutuhan rumah tinggal. Ingat bantuan air bersih dari pemerintah tidak diperbolehkan untuk hewan ternak dan untuk membangun rumah," pintanya.