Selasa 15 Sep 2015 11:39 WIB

LIPI: Pelestarian Bunga Bangkai Butuh Dukungan Banyak Pihak

Rep: C13/ Red: Djibril Muhammad
Bunga bangkai
Foto: botanicalgarden.berkeley.edu
Bunga bangkai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rafflesia Arnoldi dan Amorphophallus titanium atau Bunga Bangkai merupakan tumbuhan endemik Indonesia yang keberadaannya mulai langka. Oleh sebab itu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pun menyelenggarakan forum internasional demi menyelematkannya.

Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor LIPI, Didik Widyatmoko mengatakan, untuk melestarikannya memang butuh dukungan banyak pihak.

"Untuk itu, pihaknya pun telah berkoordinasi dengan pemerintah pusat melalui Kementerian Lingkungan dan Kehutanan (KemenLHK) maupun daerah Bengkulu," ungkap Didik melalui siaran pers, Jakarta, Selasa (15/9).

Koordinasi itu, ia menegaskan, untuk menyelenggarakan simposium internasional yang fokus pada masa depan dari dua tanaman ikonik itu.

Menurut Didik, International Symposium bertemakan Saving Giant to Promote Sustainable use of Biodiversity ini merupakan pertemuan tingkat internasional yang akan diadakan dari 14 hingga 16 September di Bengkulu.

Pertemuan ini, dia menambahkan, akan mempertemukan stakeholders untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman yang berkaitan dengan dua tanaman itu.

Didik menungkapkan, keberadaan dua tanaman langka ini memang memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Menurut dia, tidak hanya dari sisi penelitian hayati.

Namun, dia melanjutkan, juga dari sisi kebijakan dalam menjaga keanekaragaman hayati di hutan Pulau Sumatera. "Sangat diperlukan sebuah model tepat untuk melestarikan dua flora ini," kata dia.

Tidak hanya bermanfaat bagi konservasi keanekaragaman hayati, ia melanjutkan, tapi juga pada sektor parawisata juga. Sehingga dapat berdampak positif terhadap pembangunan Bengkulu.

Salah satu pembicara Huang Hongwen dari Chinese Academy of Sciences (CAS) akan berbagi pengalaman keberhasilan negerinya dalam mengembangkan dan melestarikan biodiversity.

Menurut dia, salah satu keberhasilan konservasi di Cina tidak hanya menjaga keseimbangan ekosistem pada cagar alamnya. Namun, kata dia, dapat meningkatkan ketahanan dan pembangunan sosial. Kuncinya, tegas dia, adalah penelitian biodiversity yang terintegrasi dengan program pemerintah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement