Ahad 13 Sep 2015 10:26 WIB

Penanganan Kecelakaan Crane, DPR Apresiasi Kementerian Agama

Rep: c25/ Red: Bilal Ramadhan
 Crane proyek perluasan masjid yang jatuh di Masjidil Haram, Makkah, Sabtu (12/9).   (Reuters/Mohamed Al Hwaity)
Crane proyek perluasan masjid yang jatuh di Masjidil Haram, Makkah, Sabtu (12/9). (Reuters/Mohamed Al Hwaity)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penanganan dan pengidentifikasian korban kecelakaan crane oleh panitia penyelenggara ibadah haji mendapatkan apresiasi dari DPR.

Ketua Komisi VIII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, menyampaikan apresiasinya atas kinerja yang sudah ditunjukkan oleh Kementerian Agama, khususnya panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH), dalam menangani musibah crane yang juga menimpa jemaah haji asal Indonesia.

PPIH dinilai telah bekerja keras untuk menyelamatkan korban luka, serta mengidentifikasi identitas korban meninggal dunia dalam waktu yang relatif sangat cepat. Saleh menuturkan hal tersebut menunjukkan jika fungsi koordinasi antara PPIH, para petugas, tim kesehatan, dan pihak rumah sakit sudah berjalan dengan baik.

Ia menyadari untuk mencari dan mengumpulkan informasi tentang siapa saja korban yang terkena musibah tersebut, bukan pekerjaan yang mudah, mengingat kejadian kecelakaan crane baru saja terjadi.

"Menurut pantauan kami, ketika kejadian, jamaah haji Indonesia di Mekkah berjumlah 130 ribu orang. Perlu keseriusan dan ketelitian untuk mendata serta memastikan para korban mendapat perawatan yang baik," ujar Saleh.

Selain itu, Komisi VIII juga mengapresiasi pola komunikasi yang sudah diterapkan oleh Kementerian Agama dalam menyampaikan informasi ke publik sejauh ini. Langkah yang dilakukan oleh Kementerian Agama yang sudah menyampaikan informasi lewat satu pintu, dinilai menjadi salah satu langkah yang sangat penting sehingga tidak menimbulkan kesimpangsiuran pemberitaan.

"Pada waktu rapat dengan menteri agama beberapa hari yang lalu, kami memang meminta agar kementerian agama menetapkan juru bicara mengenai informasi haji. Dengan begitu, informasi yang disampaikan bisa dipertanggungjawabkan," tutur Saleh.

Mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah bersyukur saran yang diberkan oleh Komisi VIII tersebut telah dilaksanakan. Saleh beranggapan setidaknya untuk penanganan kasus ini, apa yang sudah dilakukan Kementerian Agama sudah terlihat sangat baik.

Ia berharap kinerja ini bisa dipertahankan sampai selesainya pelaksanaan ibadah haji. Ke depan, lanjut Saleh, tugas menantang yang juga perlu diseriusi adalah persiapan PPIH dalam menghadapi Armina.

Tugas ini dinilai sangat berat karena pada saat-saat itu seluruh jamaah haji dari seluruh dunia akan terkonsentrasi di Mekkah, khususnya di daerah Arafah dan Mina. Langkah-langkah koordinatif harus tetap dilakukan agar seluruh jemaah asal Indonesia bisa melaksanakan seluruh rukun dan wajib haji sebagaimana disyariatkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement