REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tenaga perawat Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan karier di luar negeri. Salah satunya adalah di negara Jepang.
Namun pada kenyataanya, masih banyak lulusan sekolah keperawatan yang belum berhasil berkarier di Jepang. Standardisasi ujian profesi yang tinggi di Jepang merupakan salah satu hambatan.
Selain itu juga adalah permasalahan bahasa dan fasilitas pendidikan yang belum memadai saat mereka menimba ilmu di sekolah. Padahal bagi yang berhasil, penghasilan bekerja sebagai perawat di Jepang sangatlah menjanjikan.
Berangkat dari hal tersebut Djarum Foundation bersama Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) memberi dukungan STIKES Cendekia Utama berupa peningkatan fasilitas pendidikan keperawatan dan penyempurnaan kurikulum serta peningkatan kualitas tenaga pendidik.
STIKES Cendekia Utama merupakan perguruan tinggi yang fokus pada bidang kesehatan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Primadi H. Serad, Program Director Djarum Foundation mengatakan, pihaknya ingin kualitas lulusan STIKES Cendekia Utama bisa memiliki kompetensi yang diakui secara internasional.
"Bersama SMBC, kami memberikan bantuan Patient Simulator, sarana pembelajaran berbasis komputer, hingga modernisasi peralatan laboratorium. Bahkan kami juga membuatkan replika rumah Jepang untuk praktik para mahasiswa agar mereka terbiasa jika kelak harus menangani pasien rumahan ketika berada di Jepang," ujar Primadi dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (11/9).