Kamis 10 Sep 2015 04:32 WIB

'Jangan Ada Lagi Anggota KPU yang Dianiaya'

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Teguh Firmansyah
Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Komisi Pemilihan Umum (KPU).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pengeyenggara pemilu kembali mengalami tindak kekerasan dari oknum yang tidak bertanggung jawab terkait lanjutan proses penyelenggaraan Pilkada. Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Husni Kamil Malik mengecam sekaligus menyayangkan tindakan anarkis yang menimpa Komisioner KPUD Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu, Windra Purnawan beberapa waktu yang lalu.

"Saya harap penganiayaan anggota KPU di Kepahiang, Bengkulu menjadi yang terakhir," kata dia saat mengadiri Ikrar Pilkada Damai dan Berintegritas di Padang, Sumatra Barat (Sumbar), Rabu (9/9).

Husni mengingatkan kepada pasangan calon kepala daerah, jangan memperlakukan penyelenggara pemilu dan aparan keamanan sebagai lawan. Sebab, penyelenggara pemilu merupakan pihak yang akan mensukseskan Pilkada.

Ia meminta para peserta Pilkada untuk berkonsentrasi menghadapi pesta demokrasi yang akan berlangsung pada 9 Desember mendatang. Memanfaatkan ruang yang diberikan sebagai gelanggang atau arena pertarungan. Para peserta Pilkada, menurutnya, harus bisa berkompetisi secara sehat dan //fair// menuju Pilkada 9 Desember.

Selain itu, Husni meminta kepada KPU di daerah agar selalu menjaga independensi dan tidak berpihak kepada salah satu pasangan calon. Instruksi ini, kata dia, juga berlaku bagi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) daerah.

Ia mengatakan, jika ditemukan oknum penyelenggara pemilu yang terbukti tidak independen, maka yang bersangkutan akan ditindak tegas sesuai aturan yang berlaku. Menurutnya, independensi menjadi kata kunci untuk mewujudkan Pilkada berintegritas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement