Selasa 08 Sep 2015 13:25 WIB
Polemik DPR Temui Trump

Bambang Soesatyo: Semoga Pimpinan DPR Cukup Ditegur Lisan

Rep: c25/ Red: Angga Indrawan
Sekretaris Fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo menyampaikan penjelasan mengenai mengesahkan Golkar kubu Agung Laksono oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (24/3).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Sekretaris Fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo menyampaikan penjelasan mengenai mengesahkan Golkar kubu Agung Laksono oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (24/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Fraksi Partai Golkar, Bambang Soesatyo menegaskan kalau sampai saat ini Fraksi Partai Golkar belum memutuskan langkah resmi terkait pertemuan sejumlah pimpinan DPR RI dengan Donald Trump beberapa waktu lalu. Menurutnya, Fraksi Partai Golkar masih akan menunggu penjelasan dari anggota dari F-PG yang bertemu dengan Donald Trump, termasuk Setya Novanto itu sendiri.

Namun, Bambang mengaku tetap akan menyerahkan sepenuhnya pada mekanisme, kebijakan, pertimbangan dan keputusan dari MKD, dan berharap kalaupuna ada sanksi hanya berupa teguran lisan, "Maklumlah para pimpinan DPR itu belum satu tahun menjabat," tutur Bambang.

Dalam kesempatan tersebut, Bambang menekankan bahwa Fraksi Partai Golkar tidak mendukung adanya pelaporan kepada Mahkamah Kehormatan Dewan. Meski begitu, ia mengaku tidak bisa menghalang-halangi anggota DPR RI dari fraksi-fraksi lain, yang berkeinginan melaporkan para pimpinan DPR Ri tersebut, kepada Mahkamah Kehormatan Dewan.

Diakui Bambang, kunjungan para pimpinan DPR RI ke salah satu bakal calon Presiden Amerika Serikat yang akan mengikuti sebuah konvensi di salah satu partai tersebut, bisa dibilang kurang elok. Hal itu dikarenakan untuk pemilihan Presiden Amerika Serikat sendiri masih ada bakal calon atau kandidat-kandidat lain. Selain itu, ia juga menyesalkan profil dari Donald Trump itu sendiri yang kontroversial khususnya bagi masyarakat Indonesia. Donald dikenal dikenal sebagai raja judi, sosok rasis dan anti-Islam. 

Bambang menerangkan kalau para pimpinan DPR yang belum satu tahun menjabat tersebut, mungkin saja masih mencari bentuk dan format yang tepat. Sehingga, lanjut Bambang, kalaupun ada salah-salah kata atau langkah dari mereka, masyarakat dengan segala kerendahan hati dapat memaafkan para pimpinan DPR RI tersebut. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement