Ahad 06 Sep 2015 16:07 WIB

Pemkab Limapuluh Kota Keluarkan Status Bencana Tanggap darurat Kabut Asap

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Maman Sudiaman
Peta titik api kebakaran hutan Sumatra dan Kaimantan.
Peta titik api kebakaran hutan Sumatra dan Kaimantan.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Limapuluh Kota, Rahmadinol menuturkan, pihaknya telah membagikan 1.000 masker yang tersedia di BPBD Provinsi Sumbar kepada masyarakat. Dikatakannya, sebenarnya stok masker di provinsi terbatas. Stok masker, lanjutnya, masih berada di BNPB dan belum didistribusikan ke provinsi.

"Pendistribusian masker menunggu status darurat kabut asap (dari provinsi). Besok pagi kami akan sampaikan status tanggap darurat ke provinsi," jelasnya.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPBD Sumatra Barat, Zulfiatno, sebelumnya mengatakan, pada Sabtu (5/9) siang kabut asap terlihat sudah mulai berkurang. Ini terlihat dari pantauan kualitas udara, yang sudah turun ke kategori sedang.

Zulfiatno menambahkan, berdasarkan prokiraan BMKG, ada potensi hujan di sejumlah daerah di Sumbar. Seperti, di Solok, Kabupaten Agam, Padang Pajang, dan Padang Pariaman. "Namun, kondisi ini bisa saja berubah-ubah setiap saat. Sebab, asap di Sumatra Barat kiriman dari Jambi dan Sumatera Selatan," kata Zulfiatno.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, dalam kurun waktu 18 tahun terakhir, wilayah Sumatra dan Kalimantan selalu terbakar setiap tahunnya.

Kebakaran hutan dan lahan masif menyebabkan bencana asap. Wilayah langganan karhutla adalah Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng, dan Kalsel. Dampak yang di timbulkan luar biasa. Bahkan, kerugian dan kerusakan akibat karhutla lebih besar dibanding jenis bencana lainnya di Indonesia setiap tahunnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement