Kamis 03 Sep 2015 04:02 WIB

IPW: Isu Pencopotan Budi Waseso Manuver Murahan

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Hazliansyah
 Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso memberikan pernyataan kepada awak media di Gedung Bareskrim, Jakarta, Rabu (2/9).   (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso memberikan pernyataan kepada awak media di Gedung Bareskrim, Jakarta, Rabu (2/9). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Munculnya isu Budi Waseso (Buwas) akan dicopot dari posisinya sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri dipandang oleh Indonesia Police Watch (IPW) sebagai manuver murahan yang dilakukan orang-orang yang ingin menjatuhkan Buwas.

Lantas, siapakah orang-orang tersebut?

"Mereka adalah pihak-pihak yang selama ini kepentingannya terganggu karena Bareskrim melakukan pengeledahan di banyak tempat yang berkaitan dengan kasus korupsi," ujar Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane kepada Republika.co.id, Rabu (2/9).

Neta mengatakan, penggeledahan yang paling spektakuler terjadi di kantor direktur utama Pelindo II, Pertamina Foundation dan kantor Migas. Bareskrim harus bertindak cepat, menyusul adanya pihak-pihak yang melemparkan isu pencopotan Buwas ini.

"Bareskrim harus bekerja cepat, memproses kasusnya dan melimpahkan BAP ke kejaksaan," kata dia.

Dalam kasus Pelindo misalnya, Bareskrim harus segera menetapkan tersangka dan melakukan penahanan.

"Kalau Dirut Pelindo II RJ Lino memang bukti-buktinya sudah cukup dan alat buktinya sudah ada, maka Polri jangan takut segera menetapkan yang bersangkutan sebagai tersangka dan ditahan," ucap Neta.

Menurut dia, hal tersebut perlu dilakukan agar Bareskrim tidak dituduh menggangu kepentingan tertentu. Sebaliknya semua yang dilakukan Bareskrim semata demi menegakkan hukum untuk memberantas korupsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement