Senin 31 Aug 2015 21:49 WIB

Antisipasi Kebakaran Hutan, Gubernur Sumsel Larang Camat Tinggalkan Tempat

Rep: Maspril Aries/ Red: Muhammad Fakhruddin
Kebakaran Hutan
Kebakaran Hutan

REPUBLIKA.CO.ID,PALEMBANG --- Mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan yang terus melanda beberapa daerah di Sumatera Selatan (Sumsel), Gubernur Sumsel Alex Noerdin mengeluarkan instruksi bagi kepala daerah setempat.

“Gubernur sudah mengeluarkan instruksi, melarang camat dan kepala desa meninggalkan tempat untuk mengantisipasi kebakaran agar tidak memicui terjadinya kabut asap,” kata Mukti Sulaiman Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumsel, Senin (31/8).

Menurut Mukti Sulaiman, gubernur menginstruksikan seluruh camat dan kepala desa terutama yang daerahnya banyak dan rutin terdapat titik api. “Para camat dan kepala desa harus siaga di tempat dan harus selalu siaga dengan terus melakukan pemantauan di daerah masing-masing,” ujarnya.

Saat ini di Sumsel daerah yang banyak sebaran titik api atau hot spot berada di wilayah Kabupaten Ogan Ilir (OI), Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) dan Kabupaten Muara Enim. Mukti Sulaiman menjelaskan, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan bersama BNPB terus berupaya melakukan pemadaman api terhadap kabakaran hutan dan lahan. “Kita terus berupaya memadamkan titik api dengan menurunkan tim darat dengan mengerahkan anggota Manggala Agni, anggota TNI Angkatan Darat dan anggota Polri. Juga dengan hujan buatan dan bom air,” kata Sekda Sumsel.

Sementara itu Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Iza Fadri menyatakan akan menindak tegas siapa pun yang terbukti melakukan pembakaran hutan dan lahan. “Masyarakat dan perusahaan sesuai ketentuan dilarang melakukan pembakaran untuk membersihkan atau membuka lahan pertanian atau perkebunan,” katanya.

Menurut Kapolda Sumsel, polisi telah berupaya melakukan penyelidikan di sejumlah daerah yang mengalami kebakaran hutan dan lahan atau menjadi penyebab kabut asap. “Hasil penyelidikan sementara, kebakaran hutan dan lahan terjadi di lokasi yang cukup jauh dari kawasan permukiman penduduk dan lahan milik perusahaan perkebunan,” ujarnya.

Jendral berbintang dua ini menjelaskan, dari fakta di lapangan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi sekarang ini sebagian besar pengaruh faktor alam, karena kondisi cuaca musim kemarau yang panas sehingga memicu cukup banyak titik api di kawasan hutan dan lahan gambut.

Di tempat terpisah Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumsel Hadi Jatmiko mendesak pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan kota di Sumsel segera melakukan tindakan yang cepat dan tepat untuk mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan yang memicu terjadinya kabut asap yang sudah mengganggu aktivitas masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement