Selasa 01 Sep 2015 00:08 WIB

Belum Ada Dampak Kabut Asap di Sumbar

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Hazliansyah
Kabut asap di Riau
Foto: mongabay
Kabut asap di Riau

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) bersama sejumlah stakeholder terkait menggelar rapat koordinasi ihwal dampak kabut asap yang mulai menyelimuti provinsi tersebut.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPBD Sumbar, Zulfiatno menjelaskan, Sumbar sudah mulai diselimuti kabut asap kiriman dari provinsi tetangga, yaitu Jambi dan Sumatra Selatan (Sumsel).

"Penyebab dampak dari kabut asap, karena angin berhembus dari tenggara selatan ke barat laut utara. Itulah yang mengarah dari Sumatra Selatan dan Jambi ke Sumbar," kata dia di Kantor BPBD Sumbar, Senin (31/8).

Ia menuturkan, hingga saat ini belum ada laporan dari kabupaten/kota ihwal dampak kabut asap yang menyelimuti Sumbar. Baik itu dari pemerintah kabupaten/kota, BPBD, Dinas Kehutanan, Dinas Kesehatan, dan lain-lain. Sehingga, ujar dia, provinsi belum bisa mengeluarkan sikap siaga bencana

"Belum ada kabupaten/kota yang keluarkan laporan bencana. Sehingga kami belum bisa mengeluarkan sikap," jelasnya.

Secara umum, menurut Zulfiatno, tingkat konsentrasi aerosol atau partiket debu (PM10) di Sumbar berkisar antara 50-100 mikrogram per meter kubik, masih dikategorikan sedang.

Namun, kata dia, PM10 di Kabupaten Dhamasraya mencapai 170-190 mikrogram per meter kubik. Angka tersebut menurut Indeks Standar Pencemar Udara atau (ISPU) termasuk kategori tidak sehat.

"GAW Kota Tabang, kemarin siang masih aman di Dhamasraya. Tapi, ISPU naik hari ini. Kabut asap ini (di Sumbar) karena hembusan angin," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement