REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penambahan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI terus dilakukan. Terbaru, kekuatan pesawat latih aerobatik TNI AU akan diperbanyak. Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu berencana menambah satu satu skuadron Jupiter Aerobatic Team (JAT) TNI AU. Untuk itu, pihaknya berencana membeli 12 unit pesawat jenis KT-IB Wong Bee.
Penambahan pesawat tersebut dapat segera dilakukan pengadaan. Pasalnya, ia menyebut, harga pesawat buatan Korea Selatan tersebut tidak terlalu mahal dan anggarannya sudah tersedia. Tapi, ia enggan memerinci berapa total alokasi dana yang dipersiapkan untuk menambah satu skuadron pesawat latih dasar yang sering dibuat manuver ekstrem tersebut.
"Itu pesawat yang jatuh di Malaysia beberapa waktu lalu perlu ditambah. Ada penambahan 10 sampai 12 pesawat. Yang Merah Putih yang suka demo-demo itu. Iya (pesawat) Jupiter. Jadi satu tim untuk akrobat itu sendiri, sekolah penerbangan sendiri," kata Ryamizard usai melihat secara langsung perawatan dan pemeriksaan pesawat milik TNI AU di Lanud Adi Soetjipto, Yogyakarta, Rabu (26/8).
Ryamizard hadir didampingi Irjen Kemenhan Marsdya Ismono Wijayanto, Dirjen Renhan Kemenhan Muhammad Syaugi, dan Kapuskom Publik Kemenhan Brigjen Djundan Eko.
Selama ini, karena keterbatasan jumlah pesawat maka sekolah penerbang bersama Jupiter Aerobatic Team harus bergantian menggunakan pesawat. Hal itu jelas kurang bagus ditinjau dari segi kesiapan pesawat ketika digunakan untuk latihan. Karena itu, Ryamizard mendorong pimpinan Lanud Adi Soetjipto dan Mabes AU untuk segera mengajukan permintaan secara detail penambahan armada pesawat KT-IB Wong Bee.
Kalau hal itu terealisasi, ia berharap, tim akrobatik dan sekolah penerbang tidak harus saling menunggu ketika ingin menggunakan pesawat untuk latihan. "Jadi (nanti) tidak sama-sama. Mana yang urgen, anggaran sudah tersedia," kata mantan KSAD tersebut.
Hasil inspeksi tersebut, Ryamizard menyatakan, perawatan pesawat sudah berjalan baik. Hanya diakuinya, perlu ada perbaikan dan penggantian sejumlah spare part pesawat, seperti kanopi yang retak. Hal itu harus diganti yang baru karena kondisinya dapat membahayakan pilot.
"Secara umum baik ya, tapi ada yang perlu diganti misalnya, kanopi (pesawat) itu karena sudah retak-retak jadi kalau matahari dari belakang itu enggak kelihatan," ujar Ryamizard.