Rabu 26 Aug 2015 14:58 WIB

Rupiah Rp14 Ribu, Wisman Bisa Foya-Foya di Indonesia

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Esthi Maharani
Bali
Foto: Antara
Bali

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pelemahan rupiah di sisi lain meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Pulau Dewata. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Anak Agung Gede Yuniartha Putra mengatakan terjadi kenaikan jumlah wisatawan hingga 11 persen.

"Jumlah wisatawan meningkat 11 persen pada semester pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu," kata Yuniartha Putra, Rabu (26/8).

Provinsi Bali menargetkan kunjungan wisman tahun ini mencapai empat juta orang. Hingga pertengahan tahun ini, kunjungan wisman ke Bali sudah mencapai dua juta orang.

Nilai tukar saat ini sudah menembus Rp 14 ribu per dolar AS. Biaya yang dikeluarkan wisman di Bali justru lebih murah. Bagi wisman, kata Yuniartha Putra, berwisata di Bali lebih murah dibandingkan berlibur di negaranya sendiri.

"Mereka bahkan bisa mendapatkan uang kembalian ketika berlibur di sini," ujarnya.

Sejauh ini pemerintah provinsi belum menerima keluhan terkait sektor pariwisata akibat penguatan dolar AS. Alasannya, pemasukan warga Bali meningkat seiring peningkatan kunjungan wisatawan.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali, Dewi Setyowati mengatakan sektor pariwisata di Bali masih sangat optimis. Ia mencontohkan, wisman yang biasanya membeli kopi starbucks seharga lima dolar AS di Bali, kini hanya berkisar tiga dolar AS saja.

Sejauh ini, BI Bali tak melihat dampak buruk yang signifikan akibat pelemahan rupiah terhadap sektor pariwisata, kecuali bagi pelaku pariwisata, misalnya pengusaha perhotelan yang memiliki pinjaman luar negeri dalam bentuk dolar AS. Penyesuaian produk bisa dilakukan untukmenyikapi hal ini.

"Contoh sederhana, hotel-hotel yang menggunakan pelengkapan atau produk hotel yang diimpor, sebaiknya menggunakan produk dalam negeri saja yang kualitasnya tak kalah bagus," kata Dewi.

Dia mencontohkan sabun, parfum, pewangi ruangan, dan perlengkapan hotel lain yang sebetulnya juga tersedia di dalam negeri. Penguatan dolar AS juga bisa dimanfaatkan untuk menarik lebih banyak wisatawan mancanegara (wisman) berkunjung ke Indonesia. Alasannya, produk-produk yang mereka beli jauh lebih murah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement