REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dari Badan Intelijen Negara (BIN) Saut Situmorang menjalani tes wawancara. Di hadapan Pansel, Saut menjabarkan misinya bila menjadi pimpinan KPK.
"Apa yang akan bapak lakukan bila menjadi pimpinan KPK nanti?" kata juru bicara anggota Pansel Betty Alisjahbana di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Rabu (26/8).
Saut mengatakan dirinya ingin memberantas korupsi di Indonesia. Ia juga menilai korupsi yang dilakukan di masa lalu seharusnya dikesampingkan saja.
"Saya akan maafkan apa yang terjadi di masa lalu, tapi mulai hari ini, kalau ada korupsi tak dimaafkan," kata Saut.
Saut mengatakan seharusnya KPK berfokus pada kejadian korupsi yang terjadi di waktu dekat ini. Bahkan, kata dia, capim yang sudah 3 kali gagal jadi pimpinan KPK itu menyebut uang negara yang dilarikan karena kejadian korupsi masa lalu tak perlu dikejar lagi.
"Ketika sudah terjadi dan uang tidak kembali ya sudah. Seperti BLBI dan Century adalah kebijakan yang tidak bisa diadili, tentu itu masih debatable," ujar Saut.
Mendengar pernyataan Saut, Betty terlihat mengernyitkan dahi. Betty kemudian mencecar Saut dengan pertanyaan seputar keinginan Saut untuk mengesampingkan korupsi masa lalu.
"Jadi kalau bapak jadi pimpinan KPK, korupsi masa lalu akan diputihkan?" tanya Betty.
"Tentu tidak langsung memaafkan yang sudah terjadi, kita harus disiplin dan melupakan masa lalu. Tapi tentu kita harus bisa menjelaskan ke masyarakat," jawab Saut.
Sebelumnya Saut gagal dalam mengikuti seleksi calon pimpinan KPK saat administrasi. Kini, Saut kembali mengikuti seleksi capim KPK untuk yang keempat kalinya.