Selasa 25 Aug 2015 10:14 WIB
Capim KPK

Pansel Pertaruhkan Reputasi Pilih Delapan Capim KPK

Rep: c20/ Red: Bilal Ramadhan
 Ketua tim Panitia Seleksi (Pansel) Destry Damayanti (tengah) bersama anggota tim Pansel memasuki Gedung III Sekretariat Negara untuk mengumumkan hasil asessment calon pimpinan KPK, Jakarta, Rabu (12/8).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Ketua tim Panitia Seleksi (Pansel) Destry Damayanti (tengah) bersama anggota tim Pansel memasuki Gedung III Sekretariat Negara untuk mengumumkan hasil asessment calon pimpinan KPK, Jakarta, Rabu (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia seleksi (Pansel) Komisi Pemberantasan Korpsi (KPK) telah melakukan seleksi tahap ke IV pertama yakni tes wawancara terhadap calon pimpinan (capim) KPK. Kini, tes memasuki hari kedua dengan tujuh peserta capim KPK.

Ketua Pansel KPK Destry Damayanti mengaku seleksi yang dilakukannya sangat ketat. Sehingga, lanjut Destry, kecil kemungkinan jika pimpinan KPK nanti akan bisa dikriminalisasi. Destry dan srikandi Pansel lainnya juga berani untuk memertaruhkan nama dan jabatannya.

"Kami juga telah memertaruhkan reputasi kita juga nih kalau kita milih tidak yang kurang tepat," kata Destry di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Selasa (25/8).

Destry menambahkan, tim pansel juga telah memertimbangkan setiap masukan dari masyarakat. Oleh karena itu, menurut Destry, sangat mustahil jika pimpinan KPK yang akan datang bisa terjerat kasus-kasus yang terdahulu, lantaran semua rekam jejaknya sudah terkonfirmasi dengan baik.

"Kami melakukan semua serangkaian tes, termasuk juga masukan dari masyarakat yang jadi pertimbangan," ujar Destry.

Dikatakan Destry, sejak awal, Pansel sudah menyatakan dalam memilih capim KPK, pihaknya tidak pernah melihat atau menilai pribadi dari sang calon. Terlebih melihat di belakangnya ada siapa, institusinya maupun asalnya.

"Jadi, mereka-meraka yang masuk lolos sampai 19 itu memang mereka yang kami anggap secara teknis memiliki kapabilitas," katanya.

Destry juga menjelaskan timnya sudah mengajukan pertanyaan mengenai seluk beluk latar belakang para calon. Termasuk kasus yang pernah terjadi, dugaan ada yang mendukung koruptor, masalah aset dari beberapa calon, kemudian masalah tempat tinggal. Meski begitu, ada pertanyaan yang tak sempat dilontarkan.

“Kami akan secara maksimal ingin mengklarifikasi masukan tersebut. Bukan hanya dari sisi ICW, tapi dari KPK ada, PPATK ada, dari kepolisian juga karena kami harus fair juga. Tapi kami memberi apresiasi atas masukan yang diberikan,” ujar Destry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement