Ahad 23 Aug 2015 05:50 WIB

14 Tahun Jadi Pramugari, Ika Selalu Pamit Terbang pada Orang Tua

Rep: c34/ Red: Esthi Maharani
pesawat
Foto: toonpool.com
pesawat

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Jam terbang almarhumah Pramugari Trigana Air, Ika Nugraeni Sukma Putry, terbilang tinggi. Telah 14 tahun ia berprofesi menjadi pramugari.

Meski demikian, Ika tak pernah absen mengabari sang ibunda, Maryati Tejaningsih, tiap akan terbang. Kakak tertua Ika, Asta Wahyu Dewanto, mengatakan bahwa kebiasaan pamit dan meminta doa pada orang tua selalu dilakukan almarhumah.

"Selalu komunikasi dengan Ibu. Hari Minggu sms juga, 'Ma, Ika mau terbang ke Papua. Minta doanya, ya.'," ungkap pria yang akrab disapa Anto itu kepada Republika, di rumah duka yang bertempat di Perumahan Bukit Asri Ciomas, Kabupaten Bogor, Sabtu (22/8) petang.

Pesan singkat itu menjadi pesan terakhir Ika. Pesawat Trigana Air IL-257 rute Jayapura-Oksibil yang membawa 49 penumpang dan 5 orang awak (termasuk Ika) hilang kontak pada Ahad sore (16/8) dan diketahui jatuh di Pegunungan Bintang, Papua.

Pihak keluarga kontan terkejut dan segera mengonfirmasi kabar tersebut. Bahkan, ibunda Ika masih terguncang mendengar putri bungsunya tak selamat dari musibah jatuhnya pesawat.

"Tidak usah diwawancara, ibu saya masih shock," kata Anto.

Suami Ika, Bhayu Novianto, masih berjaga di Bandara Sentani, Papua, bersama tiga orang lain dari pihak keluarga untuk menanti informasi terkini. Dua anak Bhayu dan Ika, Khaula (10 tahun) dan Raffa (4 tahun) kini tinggal bersama nenek mereka.

Semasa hidupnya, Ika dikenal sebagai sosok yang sangat sayang dan peduli pada keluarga. Perempuan yang menamatkan studi di SMIP Perintis Pariwisata Depok itu juga pekerja keras dan mencintai profesinya.

"Dia memang bercita-cita jadi pramugari," ucap Anto mengenang.

Ika menjalani debutnya menjadi pramugari di Batavia Air pada tahun 2001. Lantas, ia pindah ke maskapai Sriwijaya Air dan mulai bertugas di Trigana Air sejak 2011.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement