Sabtu 22 Aug 2015 00:31 WIB
Rusuh Kampung Pulo

Mereka yang tak Rela Dipindah

Rep: C34/ Red: Ilham
Warga menangis histeris melihat rumah tinggalnya dirobohkan oleh alat berat di permukiman padat di bantaran sungai Ciliwung di Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta, Jumat (21/8).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Warga menangis histeris melihat rumah tinggalnya dirobohkan oleh alat berat di permukiman padat di bantaran sungai Ciliwung di Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta, Jumat (21/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hairul, warga Kampung Pulo yang lain, menyuarakan hal yang sama. Separuh kediamannya terimbas penggusuran sehingga sebagian bangunan rumahnya turut dibongkar.

Saat Republika bertandang ke kediamannya, timbunan barang bergelatakan di depan rumah Hairul. Bahkan, putra bungsunya yang masih berusia 38 hari tergolek di tanah, hanya beralaskan kain. "Kamarnya nggak ada, sudah kena bongkar," kata Hairul.

Ayah dua anak itu tak mendapatkan kunci Rusunawa dan tak berniat pindah ke manapun. Pria yang berprofesi sebagai tukang ojek tersebut bertekad akan kembali membangun rumahnya.

Banjir tinggi yang biasa terjadi tak menyurutkan niat itu. Menurutnya, ia biasa mengungsi sementara dan kemudian kembali lagi membereskan rumah dan barang-barang. "Dari lahir saya sudah di sini dan akan tetap di sini," ungkapnya. (klik panah untuk membaca selanjutnya). (klik panah untuk membaca selanjutnya).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement