Rabu 19 Aug 2015 18:45 WIB
Kasus Pencabulan Anak di Surabaya

Kasus Kekerasan terhadap Anak di Surabaya Terus Meningkat

Rep: Andi Nurroni/ Red: Endro Yuwanto
Kekerasan Anak (Ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Kekerasan Anak (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -— Kasus kekerasan terhadap anak di Surabaya terus mengalami peningkatan. Berdasarkan laporan Lemaba Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur, peningkatan angka kekerasan terhadap anak di Surabaya terbilang signifikan.  

Ketua Divisi Data Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur Isa Ansori merinci, pada 2013, jumlah kasus kekerasan terhadap anak di Jawa Timur mencapai 563 kejadian. Sementara pada 2014, menurut Isa, angkanya bertambah menjadi 723 kasus.

''Dari jumlah tersebut, 70 persennya terjadi di Surabaya,'' ujar Isa kepada Republika di Surabaya, Rabu (19/8).

Isa lanjut merinci, kekerasan terhadap anak yang terjadi di Surabaya, 80 persennya merupakan kekerasan seksual. ''Data tersebut kami himpun dari laporan masyarakat dan kliping surat kabar,'' kata dia.

Berdasarkan data tersebut, menurut Isa, dapat dipetakan polanya bahwa kekerasan seksual terhadap anak umumnya dilakukan orang dekat korban. Pencabulan terhadap anak, lanjut dia, dilakukan, baik menggunakan tangan maupun kemaluan pelaku. Sementara korban, menurut dia, mencakup anak perempuan dan laki-laki.

Berkenaan dengan semakin masifnya kasus kekerasan terhadap anak, Isa mengimbau masyarakat untuk lebih peka dan proaktif dalam kasus tersebut. Ia menggambarkan, jika kekerasan terhadap anak melibatkan keluarga, orang-orang di sekitar harus berani melaporkan dan menyelamatkan sang anak.

Jika orang tua tidak menjadi bagian dari persoalan, kata Isa, maka orang tua harus memberikan penyadaran terhadap anak dengan komunikasi terbuka. Artinya, tidak menggurui, tetapi memberikan solusi. ''Sehingga, akan muncul tanggung jawab anak untuk menjaga dirinya,'' jelas Isa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement