Rabu 19 Aug 2015 11:45 WIB

Jubir JK: Rizal Ramli Ini Aneh. Bukan Bantu Malah Memperumit

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
(Dari kiri) Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong, Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menko Bidang Kemaritiman Rizal Ramli dan Menko Perekonomian Darmin Nasution berbin
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
(Dari kiri) Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong, Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menko Bidang Kemaritiman Rizal Ramli dan Menko Perekonomian Darmin Nasution berbin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli menantang Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk berdiskusi di depan umum terkait pembangunan proyek listrik 35 ribu MW. Juru Bicara Wapres, Hussain Abdullah pun menilai sikap Rizal yang baru saja dilantik menjadi menteri baru ini justru memperumit keadaan.

"Rizal Ramli ini aneh, bukannya membantu pemerintahan malah memperumit keadaan," kata Hussain, Rabu (19/8).

Hussain menjelaskan, proyek pembangunan listrik 35 ribu MW ini seharusnya tak perlu diperdebatkan. Sebab, pembangunan listrik merupakan kebutuhan masyarakat Indonesia saat ini. Pemerataan pasokan listrik juga sangat penting dilakukan sebelum pembangunan secara nasional.

"Kalau soal listrik, tidak ada yang perlu diperdebatkan apalagi dia mengajak Pak JK yang nota bene adalah Wapres dimana logika dan etika. Mungkin dia sakit sakitan?" kata dia.

Menurut Hussain, untuk memahami masalah kebutuhan listrik, Rizal Ramli dapat mempelajarinya dengan berdiskusi dengan pihak PLN. Sehingga, seharusnya Rizal Ramli tak perlu menantang JK untuk berdebat.

Lebih lanjut, ia menerangkan, saat ini kapasitas pembangkit listrik yang dimiliki PLN hanyalah 45 MW. Untuk mencapai pertumbuhan 7 persen dalam setahun, maka dibutuhkan tambahan daya listrik sebesar 15 persen pertahun.

"Sehingga setiap tahun Indonesia butuh tambahan daya 7000 MW listrik, dikalikan 5 tahun pemerintahan Jokowi-JK, maka jumlah mencapai 35 ribu MW," jelas Hussain.

Hussain menilai, Rizal Ramli seharusnya bersikap bijaksana dan cerdas serta melakukan terobosan-terobosan baru. Lebih lanjut, Rizal seharusnya juga dapat memanfaatkan sidang kabinet atau rapat terbatas untuk membahas terkait program listrik 35 ribu MW.

Menurut Hussain, program listrik tersebut bukan semata merupakan pemikiran JK. Oleh karena itu, sikap menantang Rizal Ramli justru memandang sebelah mata Presiden Jokowi sebab program ini merupakan program andalan Jokowi.

Selain itu, Rizal sebagai menteri baru juga diminta untuk mempelajari visi misi Jokowi-JK. Program pembangunan listrik 35 ribu MW inipun telah didukung perbankan di Indonesia untuk mendanai proyek ini.

Sehingga, ia optimis pelaksanaan proyek ini realistis. Tak hanya itu, Hussain menyebut sejumlah pihak banyak yang menawarkan pengerjaan proyek listrik ini, bahkan minat untuk mengerjakan proyek listrik sangat besar hingga mencapai 50 ribu MW.

Sebelumnya, Rizal Ramli justru menantang Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk melakukan diskusi terbuka terkait proyek listrik 35 ribu MW.

"Kalau mau paham, minta Pak Jusuf Kalla ketemu saya, kita diskusi di depan umum," kata Rizal usai mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden, Selasa (18/8).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement