REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Hakim, Asep Iwan Iriawan menyatakan tak mesti Jaksa dan Polisi yang mesti menjadi pimpinan KPK di masa depan. Hal ini menanggapi beberapa nama dari kedua lembaga itu yang ikut dalam seleksi capim KPK.
Selama ini, ujar dia, banyak yang beranggapan KPK membutuhkan pimpinan jaksa dan juga kepolisian. Sebab KPK memiliki kewenangan melakukan penyidikan dan penuntutan. Makanya yang dianggap paham penyidikan dan penuntutan dari jaksa dan polisi.
"Logikanya seperti itu tak sepenuhnya tepat," ujarnya dalam diskusi yang diselenggarakan ICW Senin(17/8).
Asep menyatakan ada alternatif lain seperti capim KPK dengan latar belakang akademisi maupun advokat. Dimana mereka juga pastinya paham terkait penyelidikan dan penuntutan. Jadi jangan sampai paradigma terkungkung pada jaksa dan hakim saja.
"Mereka ini (akademisi dan advokat) pasti paham tentang bagaimana hukum beracara dan segala macamnya," ujarnya.
Dia menyatakan bukannya tak setuju dengan jaksa dan hakim yang ikut dalam seleksi capim KPK. Namun hal itu dipandangnya sebagai tindakan yang tak efektif. "Harusnya pakai skala prioritas. Lebih baik mereka membenahi institusi mereka dulu yang selama ini dikenal belum bersih," jelasnya.